Jilid 81

1.7K 36 0
                                    

Kim Lo berdiam diri mendengar kata-kata itu, ia tengah berpikir keras.

Bukankah ia memang harus pergi ke Yang-cung, buat menemui jago-jago gagah perkasa, untuk berkumpul dengan mereka? Dan selanjutnya ia memiliki tugas yang berat.

Juga, pengemis ini merupakan salah seorang yang berada di pihaknya, namun setelah ia memikirkan, ia tetap tidak bersedia memberitahukan dulu siapa dirinya sebenarnya.

"Biarlah disana saja tokh akhirnya dia mengetahui siapa aku sebenarnya!" berpikir Kim Lo pada akhirnya.

Melihat pemuda itu seperti tengah memikirkan sesuatu dan termenung, si pengemis tertawa.

"Siauwhiap (pendekar muda), sesungguhnya aku ini biasanya di dalam Kay-pang terkenal sekali sebagai pengemis yang nakal. Aku duduk pada kedudukan keempat dalam barisan Tiang-lo! Akulah Tiang-lo keempat dalam Kay-pang!"

Mendengar demikian Kim Lo terkejut.

"Ohhh, kiranya Locianpwe! Maaf! Maaf boanpwee tadi berlaku tidak hormat! Bukankah Locianpwe yang terkenal sebagai Kim Cie Sin-kay (Pengemis sakti berjari emas)?"

"Ya, benar!" Sahutnya, "Rupanya panjang dan tajam juga pendengaranmu, Siauwhiap !"

Kim Lo segera, menggelengkan kepalanya.

"Itulah karena guruku telah memberitahukannya, siapa-siapa tokoh Kay-pang!" Kata si pemuda

"Oh ya, siapakah guru Kongcu?"

Kim Lo sangsi.

Walaupun dia mengetahui bahwa pengemis ini adalah orang sendiri, namun dia sangsi untuk memberitahukan siapa dirinya sebenarnya. Dia kuatir dinding bertelinga.

"Nanti dalam suatu kesempatan yang baik Boanpwe pasti akan menceritakan segalanya kepadanya Locianpwe!" Janji Kim Lo pada akhirnya: "Harap Locianpwe harus bersabar, dan mau memaafkan atas kekurangan ajaran Boanpwe yang belum lagi bisa memberitahukan hal tersebut kepada locianpwe?"

Sambil berkata begitu. Kim Lo telah merangkapkan tangannya, ia membungkukkan tubuhnya dalam-dalam.

Kim Cie Sin-kay tersenyum.

"Baiklah! Aku mengerti akan kesulitanmu dan aku tentu saja tidak bisa mendesakmu!" Dan setelah berkata begitu, iapun tertawa dan meneruskan lagi kata-katanya: "Kau sekarang hendak kemana, Siauwhiap?"

"Justeru tadi Boanpwe mendengar bahwa locianpwe hendak pergi ke Yang-cung, untuk berkumpul dengan para pendekar gagah. Jika memang locianpwe tidak keberatan, boanpwe ingin sekali pergi ke sana, juga ingin berkenalan dengan para pendekar gagah dan meminta petunjuk mereka......."

Muka Kim Cie Sin-kay berseri-seri.

"Oh, benarkah begitu? Tentu sangat menggembirakan sekali, sehingga aku bisa memperoleh teman perjalanan, tak jadi kesepian lagi!"

"Apakah locianpwe tak keberatan kalau Boanpwe ikut serta dengan locianpwe?"

"Mengapa harus keberatan? Bukankah kau tidak minta untuk kugendong?"

Kim Lo tersenyum.

"Terima kasih locianpwe!"

"Baiklah, sebelum kita pergi ke Yang-cung, aku ingin mengajakmu buat menyelidiki siapa-siapa saja maling pemetik bunga di kota ini, buat membasmi mereka!"

"Akur! Itulah tujuan boanpwe.......!"

"Kalau demikian kita memiliki pendirian yang sama, dan kukira tak ada kesulitan lagi di antara kita buat melakukan perjalanan bersama!"

"Terima kasih locianpwe!"

Begitulah mereka sambil berjalan bercakap-cakap dengan gembira.

Buat Kim Lo sendiri, berteman dengan pengemis dari Kay-pang ini merupakan hal yang menggembirakan. Bukankah memang pengemis Kay-pang merupakan temannya juga, dimana Oey Yok Su sering mengatakan. Di antara orang gagah yang akan berkumpul, tentu terdapat orang Kay-pang, mengingat bahwa Oey Yong pernah menjabat Pangcu Kay-pang setelah Ang Cit Kong.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang