Jilid 142

1.5K 28 0
                                    

Ko Tie dan Giok Hoa tersenyum mendengar perkataan Kim Lo. Demikian juga Yo Bie Lan yang tidak urung tertawa.

Kim Lo jadi malu. Dia tadi telah salah bicara maka dia membisikinya:

"Maksudku kalau memang nelayan itu memberikannya secara baik-baik kepada Kam Yu, niscaya setelah memperoleh Giok-sie itu, Kam Yu tidak membunuh si nelayan, cuma memindahkannya ke tempat lain agar si nelayan tidak membuka mulut lagi di luaran....... tentu saja dengan memberikan juga hadiah yang sangat besar sekali kepada nelayan itu."

Ko Tie mengangguk,

"Ya, kemungkinan itu bisa saja terjadi kalau memang kita bisa mencari jejak si nelayan buat meminta keterangan dirinya itu pun sangat penting!"

"Benar Pehu, dan nona Cin tampaknya mengetahui di mana beradanya si nelayan! Sampai Giok-sie berada di tangan Kam Yu dia mengetahui dengan jelas.......!"

Yo Bie Lan mendengus dingin.

"Ya, memang nona Cin mu telah serba tahu akan persoalan!" katanya tak senang.

Kim Lo tak melayani sikap si gadis.

"Pehhu, apakah kita akan mencari terus jejak nona Cin?" tanyanya.

"Ya!"

"Baiklah, kalau begitu coba kita pergi ke tempat dimana aku pernah bertemu pertama kalinya dengan gadis she Cin itu, mungkin ia berada di sekitar tempat itu!"

Yo Bie Lan tak bilang apa-apa, ia jalan di belakang rombongan. Mukanya cemberut, tampaknya masam. Ia tidak senang dan tengah mendongkol.

Ko Tie dan Giok Hoa senyum-senyum saja melihat sikap si gadis, sedangkan Kim Lo pura-pura tak melihat sikap si gadis.

Diwaktu itu, Yo Bie Lan akhirnya tidak bisa menahan perasaannya.

"Kim Koko, aku ingin membicarakan suatu padamu!" Katanya.

Kim Lo menoleh.

"Dengan aku?" Tanyanya sambil menunjuk diri.

Yo Bie Lan mengangguk.

"Ya!"

Kim Lo menoleh kepada Ko Tie dan Giok Hoa.

"Maafkan Pehhu dan Pehbo....... nona Yo ingin membicarakan sesuatu denganku."

"Silahkan!"

Giok Hoa menyeletuk menggoda si nona Yo. "Apakah kami tidak boleh diajak mendengarkan percakapan kalian?"

Pipi nona Yo berobah merah, tapi dia masih bisa memaksakan diri tersenyum.

Selama berjalan berdua begitu, hati Kim Lo jadi berdebar keras sekali. Dia sering melirik dan melihat, walaupun dalam keadaan cemberut masam seperti itu, muka si gadis cantik bukan main.

Dan gadis she Yo ini seperti juga secantik bidadari. Entah apa akan dibicarakannya?

"Nona Yo.......!" Panggil Kim Lo akhirnya, setelah melihat si gadis berdiam diri saja.

"Ya."

"Apakah yang hendak nona katakan padaku?" tanya Kim Lo lagi.

Yo Bie Lan tampak bimbang sekali, ia berhenti melangkah dan memetik sekuntum bunga di tepi jalan, lalu berjalan lagi perlahan-lahan.

"Memang ada yang ingin kutanyakan padamu, tapi entah Kim Koko akan marah atau tidak?!" tanya si gadis kemudian, suaranya perlahan.

Hati Kim Lo semakin berdebar. Ia heran, mengapa sikap si gadis yang biasanya terbuka, jadi demikian pemalu.

"Mengapa harus marah nona Yo? Katakanlah, apa yang ingin kau tanyakan?!"

"Sebetulnya tentang........ tentang.....!!"

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang