Jilid 18

2.7K 37 0
                                    

Tapi kali ini Mo-in-kim-kun tidak menangkis, dia cuma menggelak. Cara mengelakan serangan itu dilakukannya memang agak luar biasa, karena tubuhnya telah melesat ke depan lebih cepat tiga langkah, dengan begitu dia terhindar dari sentilan jari sakti Oey Yok Su. Dan juga telah membuat Oey Yok Su tertinggal semakin jauh juga.

Karenanya Oey Yok Su kembali harus mengempos semangatnya, dia berusaha dan larinya Mo-in-kim-kun, jika memang dia tidak mau tertinggal lebih jauh.

Di waktu itu Mo-in-kim-kun telah berkata lagi, dingin suaranya: "Oey Loshia, mari kita berlomba berlari! Mengapa engkau begitu pengecut main serang belakang? Ayo kerahkan tenagamu, mari kita berlomba berlari.......!"

Sambil berkata begitu, tampak Mo-in-kim-kun telah mengerahkan tenaganya dan berlari terus semakin cepat, diiringi dengan suara tertawanya yang semakin nyaring. Dia memang sengaja hendak memerintahkan Oey Yok Su.

Diwaktu itu terlihat Oey Yok Su benar-benar sudah naik darah, ia bersiul satu kali lagi seketika dia berlari dengan pesat sekali, jauh lebih cepat dari tadi. Malah ketika tangan kanannya digetakan, dia telah membentak: "Berhenti!"

"Apakah kau kira aku seekor kuda yang mudah untuk diperintahkan berhenti! Jika memang kau memiliki kepandaian, kejarlah aku, dan susullah aku, barulah aku akan berhenti berlari!" Mengejek Mo-in-kim-kun.

Tidak kepalang marahnya Oey Yok Su, dia mendelu sekali, sampai dia merasakan dadanya seakan-akan hendak meledak. Diwaktu itu dia telah mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Tanpa mereka sadari, kedua orang yang tengah saling kejar itu, hanya di dalam waktu yang sangat singkat, telah duapuluh lie lebih yang mereka lalui.

Tapi setelah berlari sepuluh lie lagi, Oey Yok Su masih belum bisa mengimbangi lari dari orang itu. Mereka memang tampaknya seimbang gin-kangnya, sebab mereka itu berlari terus dengan jarak pisah yang tidak pernah berobah, tidak semakin jauh dan tidak menjadi semakin dekat.

"Hemmm, jika saja kau terkejar, aku akan membuat engkau menjadi manusia tidak bisa menjadi setanpun tidak dapat!" Berpikir di hati Oey Yok Su karena murka bukan main. Diam-diam dia juga menguatirkan sekali keselamatan jiwa Kim Lo.

Setelah mengempos lagi semangatnya, barulah Oey Yok Su memperpendek setengah tombak. Tapi kini dia sudah berusia lanjut, walaupun memang gin-kangnya sangat mahir dan ilmu silatnya sempurna, tokh faktor usia memegang peranan tidak kecil. Napasnya mulai memburu, dan napasnya itu juga agak pendek karena dadanya mulai sesak. Diam-diam Oey Yok Su mengeluh.

Kalau saja sepuluh tahun yang lalu, niscaya sampai di mana pun Mo-in-kim-kun melarikan diri, ia akan mengejarnya terus. Dan karena sudah menyadarinya bahwa tidak mungkin dia meneruskan cara mengejar seperti itu, dia mengeluark an tiga butir biji catur, dan melontarkannya.

Tiga butir biji catur itu menyambar ke kiri dan kanan kemudian yang sebutir lagi ke arah pinggang Mo-in-kim-kun.

Cara menyerang Oey Yok Su adalah menutup jalan larinya Mo-in-kim-kun lebih jauh. Dan benar saja, menerima serangan aneh seperti itu, Mo-in-kim-kun tidak berani main-main, dia telah mengibaskan tangannya yang satu untuk meruntuhkan biji catur yang menyambar ke pinggangnya, dia juga menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat ke udara, dia telah menghindarkan diri dari dua biji catur yang lainnya.

Dengan demikian, dia telah berhasil menghindarkan diri dari ancaman bahaya maut. Kalau saja salah satu dari biji catur itu mengenai sasarannya, niscaya lawan ini akan terbinasa diincar oleh biji catur itu adalah jalan darah yang mematikan!

Membarengi dengan biji catur tersebut justeru Oey Yok Su telah menghantam dengan mempergunakan telapak tangannya. Seketika tanah di bawah kaki dari Mo-in-kim-kun telah berhamburan seperti juga adanya ledakan yang memekakkan anak telinga!

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang