"Karena justeru akan menyebabkan kuil Siauw-lim-sie merupakan tempat pergolakan itu terjadi! Yang akan datang memperebutkan Giok-sie itupun terdiri dari orang-orang yang jauh lebih hebat lagi. Orang yang sungguh-sungguh tak bisa diremehkan dan ini menimbulkan pergolakan yang jauh lebih hebat ........!"
Hui-houw-to mengawasi si pendeta.
Sedangkan Tang-ting Hweshio telah meneruskan kata-katanya, "Sesungguhnya siecu berpikir baik sekali, memang siecu berpendirian, jika sampai Giok-sie disimpan oleh seorang yang benar-benar liehay dan memiliki kepandaian tentu akan meredahkan pergolakan di dalam rimba persilatan!
"Namun Siauw-lim-sie rasanya masih belum begitu yakin akan dapat melaksanakan tugas yang berat itu. Karena selain masih ada partai-partai lain yang semuanya terdiri dari orang-orang yang liehay dan tidak boleh diremehkan.
"Jika sampai Siauw-lim-sie bentrok dengan semua pintu perguruan itu, bukankah hal itu juga akan menimbulkan pergolakan yang jauh lebih hebat lagi. Api akan berkobar di dalam rimba persilatan.
Hui-houw-to mengawasi si pendeta, dia tidak begitu mengerti apa yang dimaksudkan Tang-ting Hweshio.
"Apakah siecu sudah bisa menangkap maksud perkataan Pinceng?" Tanya Tang-ting Hweshio.
"Maksud Taysu.......!"
"Omitohud! Sesungguhnya, Pinceng memang bermaksud hendak meredahkan pergolakan di dalam rimba persilatan. Dan jangan sampai menimbulkan pergolakan yang terus menerus yang hanya akan menelan korban jiwa lagi.
"Jalan satu-satunya ialah memusnahkan Giok-sie. Dengan begitu tidak akan ada perebutan pula di kalangan rimba persilatan!!"
Muka Hui-houw-to berubah pucat.
"Taysu.......!" Dia berseru dan saking kagetnya dia lupa bahwa dia tengah terluka berat, dia hendak bangun dan duduk.
Tiba-tiba Hui-houw-to meringis kesakitan sebab sekujur tubuhnya sakit, demikian juga dadanya yang merasa jadi sakit bukan main.
Cepat-cepat Tang-ting Hweshio membantui Hui-houw-to agar rebah lagi.
"Jangan banyak bergerak dulu siecu, kau masih belum pulih kesehatanmu! Diamlah saja....... jika nanti sudah Pinceng obati sembuh, diwaktu itu siecu boleb bangun!"
Hui-houw-to mengangguk, tapi dia masih meringis! Waktu itu hatinya jadi tidak tenang.
"Taysu....... Tentunya apa yang dikatakan Taysu itu hanya sekedar main-main dan bergurau saja?" Tanya Hui-houw-to kemudian sambil mengawasi si pendeta tajam-tajam.
"Omitohud! Siancay, siancay sesungguhnya Pinceng tidak pernah bergurau! Orang beragama yang putih seperti pinceng tentu saja tidak boleh memperolok-olok persoalan.
"Terlebih lagi urusan Giok-sie ini adalah persoalan yang sangat penting sekali....... Perlu kesungguhan buat menyelesaikannya!"
"Kalau begitu........ maksud Taysu........ maksud Taysu!" Kata Hui-houw-to tidak lancar.
Tang-ting Hweshio tersenyum.
"Benar! Memang maksud Pinceng ingin mencari Giok-sie, nanti akan memusnahkannya, seperti yang diperintah yang diberikan Hong-thio. Semua ini tentu saja demi keselamatan orang-orang rimba persilatan, agar dengan musnahnya Giok-sie, maka akan berkurang atau berakhirlah perebutan yang selalu meminta korban jiwa itu.
"Taysu...... tidak boleh Taysu melenyapkan dan memusnahkan Giok-sie!" Tergagap Hui-houw-to akhirnya bisa juga kata-kata suaranya sember.
"Mengapa??"
"Karena....... karena.......!"
"Katakanlah siecu.........."
"Sebetulnya urusan Giok-sie adalah urusan besar, di mana orang yang bisa memiliki Giok-sie akan duduk sebagai Kaisar dan pemimpin negeri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh Seruling Sakti
FantasyCinkeng ini merupakan lanjutan dari "Anak Rajawali".