"Mau kemana kau?" Bentak Kim Lo dengan suara yang bengis, dia bermaksud mengejar.
"Percuma kau mengejar mereka!" Bilang nona Cin dengan diiringi tertawa.
Kim Lo jadi merandek, sekarang dia teringat kepada gadis itu yang telah membuka kain penutup mukanya.
Dia sudah memutar tubuhnya dengan wajah gusar dia menghampiri gadis itu!
Nona Cin menutupi mukanya, tertawa cekikikkan. Diapun malah sudah bilang, "Jangan marah-marah begitu! Jangan galak-galak begitu. Aku jadi seram melihat mukamu!"
Diejek seperti itu, bukan main murkanya Kim Lo.
"Kau sudah lancang mengambil kain penutup mukaku, maka engkau harus merasakan ganjarannya!" Mendesis Kim Lo dengan suara mengandung kegusaran.
Gadis itu tetap berlaku tenang, sama sekali dia tidak jeri menghadapi Kim Lo.
"Kau jangan galak-galak begitu, justeru sudah kukatakan tadi, jika aku bisa melihatmu, maka aku sudah puas! Sekarang aku sudah melihatnya.......!"
Dan gadis itu kembali tersenyum.
Muka Kim Lo jadi semakin tak sedap dilihat, karena ia mendongkol bercampur marah.
"Jadi sekarang kau sudah puas?!"
"Ya!"
"Dan karena kau sudah merasa puas, engkau harus membayar mahal rasa puasmu itu!"
"Membayar mahal bagaimana?"
"Kau lancang mengambil kain penutup mukaku, maka engkau harus membayar kelancanganmu itu dengan dimusnahkan lweekangmu! Aku akan memusnahkan lweekangmu itu.......!"
"Oh, begitu. Bisakah?"
"Bagaimana?!" Bentak Kim Lo.
"Maksudku bisakah kau memusnahkan lweekangku? Kukira tidak akan semudah seperti yang kau ucapkan itu!"
Muka Kim Lo berobah merah padam. Dia merasa malu tadi waktu kain penutup mukanya terlepas oleh jambretan tangan si gadis. Dia pun jadi marah, karena beranggapan si gadis sangat lancang sekali dengannya maka dari itu dia ingin memberikan ganjaran kepada gadis itu.
Melihat si gadis berdiam diri saja dia telah melompat maju, tangan kanannya sudah menyerang dengan sebat sekali. Dia menyerang dengan jurus "Monyet Mengambil Buah Tho" dan gerakannya itu memang sangat cepat sekali dia telah memperlihatkan kesebatannya.
Gadis itu tertawa. Dia melompat mundur, dia sama sekali tidak menangkis atau balas menyerang.
"Jangan galak-galak....... hentikan dulu! Jangan menyerang dulu, apa yang ingin ku katakan kepadamu."
Kim Lo berhenti menyerang.
"Apa yang ingin kau katakan!"
"Banyak? Kau berhenti dulu! Kau harus berjanji tidak akan menyerangku dulu. karena aku akan merasa tenang kalau memang sudah mendengar janjimu dan baru bisa memberitahukan sesuatu kepadamu."
"Katakanlah!"
"Kau belum lagi berjanji?"
"Aku tidak mungkin menyerang orang yang tengah berkata-kata dan tidak bersiap sedia.......!"
"Hemm, benarkah itu?"
"Kau jangan kuatir, aku mendustaimu!"
"Baiklah, kalau memang demikian!" Kata si gadis, masih dia tersenyum dengan sikap yang manis sekali.
Memang rupanya dia hendak mempermainkan Kim Lo, tapi Kim Lo tidak bisa menyerangnya begitu saja. Bukankah si gadis yang telah memintanya dan berjanji tidak akan menyerangnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh Seruling Sakti
FantasyCinkeng ini merupakan lanjutan dari "Anak Rajawali".