"Hemm, kita lihat saja apa maksudnya datang kemari!" kata Pek Ie Siu-cay.
"Benar, tentu iapun tengah menyelidiki tentang jejak Giok-sie.......!"
"Giok-sie telah kuhancurkan, sekarang apa pun sudah tak bisa memperolehnya!" kata Pek Ie Siu-cay. Waktu bilang begitu suaranya sengaja dikeraskan, agar Kim Lo dapat mendengarnya.
Benar saja, Kim Lo tak bisa menahan diri lebih jauh, ia tiba-tiba sekali bangun dari duduknya, melangkah menghampiri Pek Ie Siu-cay dan Ang-sian Sienie.
Setelah menghampiri dekat, ia bilang dengan suara yang datar dan dingin, "Di mana adanya Giok-sie?!"
Pek Ie Siu-cay dengan Ang-sian Sienie tertawa bergelak.
"Lihat! Lihat! Benar bukan apa yang kukatakan tadi, bahwa dia pun mengincar Giok-sie?" tanya Ang-sian Sienie di antara suara tawanya.
Pek Ie Siu-cay mengangguk-angguk.
"Benar! Benar!" Katanya.
"Lucu! Dia bertanya pada kita di mana adanya Giok-sie! Hemm, jika memang Giok-sie berada di tangan kita, apakah kita akan memberitahukannya?"
Mereka tertawa lagi.
Kesabaran Kim Lo sudah habis. Mendadak sekali tangannya menepuk meja.
"Bukk!" Mangkok dan juga sumpit berjatuhan menimbulkan suara yang berisik.
Kaget tamu-tamu lainnya yang sudah segera menoleh, sedangkan pelayan jadi sibuk sekali, untuk datang memisahkan mereka, karena pelayan itu menduga terjadi keributan dan ingin mencegah terjadinya keributan.
Kim Lo tidak melayani sikap dan ocehan si pelayan, dengan sorot mata tajam sekali yang muncul dari dua lobang topeng mukanya itu, dia bilang nyaring: "Sekarang kalian sebutkan, di mana beradanya Giok-sie! Jangan sampai aku memaksa dengan kekerasan.......!"
Ang-sian Sienie tertawa bergelak.
"Jika memang kami tidak memberitahukan?"
"Aku akan memaksa."
"Bisa kau memaksa Pinnie?"
"Bisa!"
Muka Ang-sian Sienie berobah merah padam, karena dia tersinggung. Dia berdiri.
"Sekarang justeru aku ingin melihat, dengan cara apa kau memaksa aku.....!"
"Ada caranya, tapi lebih baik kalian memberitahukan di mana beradanya Giok-sie. Tadi kudengar kalian menyebut-nyebut tentang Giok-sie!"
"Ya, memang aku memberitahukan Giok-sie telah kuperoleh dan kuhancurkan! Aku ingin kau mendengar hal itu," Kata Pek Ie Siu-cay, "Maka tidak ada gunanya juga jika sekarang kalian hendak memperebutkan Giok-sie, telah dimusnahkan. Kau dengan orang-orang Kang-ouw lainnya jangan bermimpi bisa memperoleh Giok-sie dan jadi Kaisar."
Ang-sian Sienie dengan suara datar telah bilang: "Hemm, dulu tidak berhasil melihat wajahmu, sekarang Pinnie ingin melihatnya.......!"
Nie-kouw itu tak menanti sampai kata-katanya itu habis, ia sudah menggerakkan hud-timnya, dimana ujung hud-tim menyambar cepat sekali ke arah muka Kim Lo.
Jika orang diserangnya itu berkepandaian tanggung, niscaya orang itu tak berdaya buat mengelakan ujung hud-tim itu, karena ujung hud-tim seperti memiliki mata dan akan menggaet tepi kain penutup muka. Itulah disebabkan memang lweekang Ang-sian Sienie sangat tinggi sekali. Ia bisa mempergunakan tenaga dalamnya yang disalurkan pada tangan dan kemudian pada ujung hud-timnya itu.
Kim Lo tenang saja, ia cuma memiringkan kepalanya sedikit, sambaran hud-tim itu sudah mengenai tempat kosong.
"Benar-benar kalian tidak mau baik-baik?" tegur Kim Lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh Seruling Sakti
ФэнтезиCinkeng ini merupakan lanjutan dari "Anak Rajawali".