Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian
Happy reading all ^_^
.
.
.
.
.
.
.
AZHEVADINO tidak lepas memandang putra semata wayangnya. Malaikat kecil itu menyanyikan lagu anak – anak dengan nada senang sambil sesekali menari – nari kecil. Secara kasat mata, malaikat kecil itu tentu saja sangat senang. Senang diajak pergi ke kantor. Azhevadino menghela napas panjang, sepertinya dia harus meminta bantuan Rudy untuk mencari siapa wanita yang membuat Rhinvero menjadi seperti ini.
Ingin meminta tolong dengan Yovan? Percuma saja, asisten utama sekaligus sahabatnya itu menutup mulutnya rapat – rapat setiap kali dia ingin mengorek tentang wanita misterius itu. Azhevadino segera mendial nomer Rudy sambil sesekali melihat Rhinvero yang masih saja bersenandung ria. Bagus sih jika Rhinvero dekat dengan orang lain tapi dia belum mengenal siapa wanita itu dan tentu saja kepercayaan Azhevadino pada wanita misterius ini sangat minim. Walau Rhinvero sangat menyukai bahkan memanggilnya Bunda.
"Halo, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"
"Bisa kamu carikan informasi tentang wanita yang dipanggil Inver dengan sebutan Bunda?"
"Bapak bisa menyebutkan spesifik wanita tersebut?"
Azhevadino menghela napas panjang. Kalo dia tahu nggak bakal meminta tolong ke Rudy. Yang hanya ia tahu, wanita itu karyawan di kantornya.
"Aku hanya tahu kalau wanita itu adalah karyawanku."
"Itu saja, Pak?"
"Iya. Kalau bisa hari ini kamu serahkan di mejaku."
"Itu terlalu cepat, Pak."
"Pekerjaan lainmu kamu serahkan pada Yovan saja. Fokuslah mencari wanita itu."
Azhevadino langsung menutup panggilan itu secara sepihak. Sekali lagi, laki – laki yang sudah berumur tiga puluh tahun itu memandang putra semata wayangnya. Dia sangat bersyukur Rhinvero-nya tersenyum bahagia seperti itu. Tapi dia harus memastikan jika wanita misterius itu benar – benar wanita baik – baik.
Amare's POV
Gue menghela napas panjang sambil menyandarkan punggung gue ke sandaran kursi kerja gue. Sudah empat hari ya. Empat hari setelah kejadian yang sangat gue syukuri karena gue bisa ngebongkar betapa brengseknya laki – laki itu. BRAK. Gue memegang dada gue yang kagetnya setengah mati.
Begitu melihat siapa si Pelaku itu, gue langsung memasang wajah seramah mungkin. Gue sebenarnya nggak mau terlalu dekat sama si Pelaku itu. Tapi siapa sih yang nggak gemas kalo si Pelakunya punya wajah lucu banget plus dua pipi yang chubby banget. Gemes deh.
"Bundaaaaa."
Si Pelaku, lebih tepatnya Rhinvero yang biasa gue panggil Inver langsung berlari ke arah gue. Gue pun merentangkan kedua tangan gue dan anehnya perasaan gue senang banget setiap kali malaikat kecil itu mengunjungi gue. Duh, berasa gue jadi Bunda beneran. Inver langsung memeluk leher gue dengan kedua lengan mungilnya. Gue pun mengangkatnya ke dalam gendongan gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
Genç Kız EdebiyatıTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...