-[62]- The Devil

9K 484 0
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

TIDAK terasa satu bulan telah berlalu. Amare, Azhevadino dan Rhinvero telah melakukan berbagai macam hal. Mulai dari liburan berdua aja lalu Rhinvero yang merengek karena ditinggal liburan hanya berdua akhirnya berlibur bertiga begitu pula calon mertuanya yang ternyata juga merengek minta diajak liburan dan akhirnya weekend terakhir kemarin Amare menghabiskan waktu bersama dengan Azhevadino, Rhinvero, dan Anggi, calon mertuanya. Persyaratan resign yang Amare ajukan juga sudah diterima dan hari ini adalah hari terakhir dia kerja. Amare menatap satu per satu anak buahnya. Dia pasti akan merindukan euforia di departemen ini.

"Lo belum bilang ke anak – anak?" bisik Mervina yang sudah berdiri di sebelahnya.

Amare tersenyum lalu menggeleng pelan – pelan. Mervina membulatkan kedua bola matanya. Dasar, bisa – bisa sahabatnya ini merahasiakan pengunduran dirinya ini.

"Habis ini gue mau bilang ke mereka."

"For God's Sake. Terserah elo deh."

Setelah mengucapkan itu, Mervina duduk kembali ke bilik kerjanya. Dia sudah menyerah dengan jalan pikir sahabatnya itu. Amare juga sudah memaklumi kekesalan Mervina itu. Amare kembali memandang satu per satu anak buahnya itu. Amare menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan – lahan. Dia sudah memantapkan hatinya.

"Listen!" ujar Amare dengan nada tingginya.

Semua mata anak buahnya mengarah padanya. Amare tersenyum. Ia pasti akan merindukan mereka entah itu ketololan, candaan, maupun sapaan mereka. Semoga kalian sukses selalu ya, gumam Amare dalam hati.

"Malam ini tidak ada acara kan kalian?" tanya Amare

"Kenapa Bu? Mau Ibu traktir ya?" tanya Indra.

"Hahaha, iya dong. Kita harus ngisi amunisi kan sebelum perang?" ujar Amare.

"Waaah."

"Ayo Bu."

"Saya tidak ada acara Bu."

"Budalkan, Bu."

Amare mendengar berbagai macam pendapat rekan – rekan kerjanya tapi satu hal yang pasti telah Amare tangkap dari mereka. Mereka sangat antusias dan malam ini mereka tidak ada acara lain.

"Baiklah. Kita akan pulang lebih awal. Saya sudah izin sama atasan dan telah disetujui."

"Asyiiiiiik." Ujar mereka membeo

"Kalo gitu cepat selesaikan tugas kalian. Sampai jumpa nanti ya."


Mervina's POV

"Tumben Bu Ame nraktir kita." Ujar Indra heran

Gue mendengus kesal sama pernyataan Indra. Emang biasanya Ame nraktir kalian kali." rutuk gue dalam hati.

"Heh, Ame juga biasanya nraktir kalian kale." Ujar gue kesal.

"Iya sih. Tapi timingnya kayak nggak tepat gitu. Jangan – jangan pajak ulang tahun?" tanya Tama penasaran.

"Terus yang lima bulan lalu bikin kejutan ulang tahun buat Ame itu bukan buat ulang tahunnya?" tanya gue balik.

Heran deh, rekan – rekan kerjanya kenapa nggak ada yang bener coba.

"Eh, iya ding. Terus dalam rangka apa dong? Masa ditraktir gara – gara udah dilamar Pak Azhe." Ujar Indra.

"Lha terus yang Ame sama Azhe langsung nraktir kalian sehari setelah insiden yang menimpa Ame apa dong?" tanya gue balik lagi.

Kesel gue lama – lama sama mereka. Membayangkan memimpin para cecunguk ini langsung membuat gue geleng – geleng kepala. Hah, betapa melelahkannya besok saat gue menghadapi para cecunguk yang rada nyeleh ini.

"Terus dalam rangka apa dong?" tanya Diana.

"Emangnya Ame kalo nraktir harus bilang dalam rangka apa gitu. Tinggal terima aja kek yang penting udah ditraktir kan?" ujar gue dengan nada kesal.

"Eh, Nenek Sihir. Dari tadi lo nyolot aja sih." Ujar Indra dengan nada kesal juga.

Sabar Vina. Sabar ya Vina. Hanya hari ini doang kok, besok lo bisa babat habis nih krucel – krucel benalu, rutuk gue dalam hati.

"Lo kenapa senyum – senyum gitu deh Vin? Kesambet lo?" tanya Tama.

"Gue? Senyum?"

Gue melihat Diana, Indra dan Tama menganggukkan kepala secara bersamaan. Hahahaha, ya jelas gue harus tersenyum lah, besok kalian bakal habis deh di tangan gue, gumam gue dalam hati.




TBC...

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang