-[27]- Abnormal Heart Rate

15.4K 832 2
                                    

Lagi mood update jadi minggu ini update banyak chapter nih ^_^

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa

Happy reading AMAZHE's Loversss ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AMARE tidak percaya dengan sosok yang ditatapnya saat ini. Ia yakin seratus persen dengan pendengarannya tadi. Ia yakin jika Yovan hanya mengajaknya dan Mervina untuk makan siang lalu apa yang terjadi sekarang. Kenapa laki – laki ini juga ikut, gumam Amare dalam hati. Amare menatap tajam Yovan dan yang ditatap hanya menyengir tidak jelas padanya.

Sudah dibela – belain untuk ketemuan di hari cutinya malah ini yang didapatkan Amare. Sejak pengakuan tak langsung dari Azhevadino di rumahnya beberapa hari yang lalu, Amare menghindari telpon maupun chat dari Azhevadino. Dia ingin hari cutinya tenang dan hanya menghabiskan waktu dengan orang – orang terdekatnya. Tapi sepertinya Yovan, salah satu orang terdekatnya mengkhianati kepercayaannya selama ini.

"Azhe belum makan jadi dia juga gue ajak. Nggak apa – apa kan Vin, Me?"

"Percuma gue nolak toh orangnya udah di sini." Ujar Amare ketus dan mengambil duduk di sebelah Mervina.

Untung aja Yovan tahu diri kalo dia lagi nggak mood dan sepertinya sahabatnya itu mengalah untuk membiarkan pacarnya dimonopoli sendiri oleh Amare.

"Me, udah ah." Ujar Mervna berusaha menenangkan emosi Amare.

Amare mengambil menu makan dengan nggak mood. Nafsu makannya entah mengapa langsung hilang saat Yovan membawa Azhevadino untuk makan bersama. Amare mendengus kesal sambil tetap memerhatikan tulisan dalam menu makanan yang ia baca.

"Lo pesan apa, Me?" Tanya Mervina.

"Samain aja sama lo."

"Yakin? Gue pesen ramen seafood level tiga. Lo nggak kepedasan?"

"Yakin."

"Oke deh, minumnya lo pesan apa?"

"Samain aja."

"Yakin? Lo kan nggak suka taro blended."

"Nggak apa – apa. Gue akhir – akhir ini lagi suka deh sama itu minuman."

"Gue pesenin, matcha blended aja ya?"

"Iya, iya. Terserah. Gue ke kamar mandi dulu."

Amare segera beranjak dari tempatnya tanpa mau menatap maupun melirik Azhevadino dan Yovan. Ya. Emosinya masih belum reda. Amare menatap wajahnya sendiri di kaca kamar mandi. Gadis itu menarik napas lalu menghembuskan napasnya perlahan. Tenang, tenang, semoga hari ini orang itu tidak aneh – aneh, gumam Amare dalam hati. Amare mencuci kedua tangannya dengan sabun lalu ia mengambil tisu untuk mengeringkan kedua tangannya dan ia membuang tisu itu ke dalam tempat sampah terdekat.

Amare sudah bisa meredakan emosinya. Hari ini dia sangat sensitif, mungkin karena ini hari pertama ia datang bulan dan ia berakhir menjadi sangat labil hari ini. Amare melirik sekilas ke arah Azhevadino dan ia terkejut karena laki – laki itu ternyata balik menatapnya. Amare langsung membuang muka dan gelagapan sendiri. Ponsel Amare tiba – tiba bergetar, ia melihat sebuah nama yang akhir – akhir ini muncul di ponselnya selain Azhevadino.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang