-[71]- Hi Again

8.2K 429 0
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

"WOHOOOO!"

Amare tertawa geli saat melihat Rhinvero yang antusias menaiki Sky Pirates, sedangkan Azhevadino duduk berhadapan dengan Amare dan Rhinvero sambil mengambil beberapa foto.

"Ayah nanti kita nai perahu karet itu." Ujar Rhinvero yang sedang menunjuk perahu besar yang sedang terjun bebas hingga membuat penumpangnya basah.

"Iya. Iya." Ujar Azhevadino sambil mengelus lembut kepala Inver.

Ketiganya turun dari Sky Pirates lalu segera menuju ke Jelajah, permainan selanjutnya. Azhevadino yang menggendong Rhinvero di kedua pundaknya dan Amare yang sedang berdiri di sisi Azhevadino sedang menunggu giliran mereka. Azhevadino merangkul pinggang Amare agar gadis itu lebih dekat padanya. Ia tidak suka dengan tatapan gerombolan laki – laki yang berada di depan mereka. Gerombolan laki – laki itu dari tadi sudah melirik Amare, namun sayangnya Amare tidak menyadarinya karena ia menganggap sikap Azhevadino itu masih dalam sikap absurdnya yanng timbul secara tiba – tiba.

"Bunda, Inver mau turun. Inver mau digendong Bunda aja."

Amare pun menurunkan Rhinvero dari pundak Azhevadino lalu segera mengendong malaikat kecil. Azhevadino tersenyum puas saat beberapa laki – laki gerombolan itu nampak kaget saat mendengar Rhinvero memanggil Amarenya dengan sebutan Bunda. Azhevadino menoleh ke belakang dan sialnya yang mengantri juga segerombolan laki – laki muda. Azhevadino pun memeluk pinggang Amare dari belakang lalu menyandarkan kepalanya di salah satu pundak Amare. Dia ingin memberikan bukti jika Amare hanyalah miliknya. Amare mengelus lembut rambut Azhevadino karena ia mengira jika laki – laki itu kelelahan. Padahal emang modusnya Azhevadino.

"Bunda, Ayah. Kita duduk di depan ya. Ya, ya, ya?" ujar Rhinvero antusias saat mereka sudah berada di antrian terdepan.

"Iya, Sayang." Ujar Amare sambil mengecup kedua pipi Rhinvero.

Azhevadino melihat sebuah rombongan yang sudah selesai dan akhirnya giliran mereka yang naik. Azhevadino dan Amare tidak memakai jas hujan, hanya Rhinvero saja yang memakainya. Amare menitipkan semua barang elektronik di dalam tasnya kepada petugas agar tidak basah.

"Karena Anda membawa anak, nanti biar adeknya duduk di tengah ya Bapak." Ujar seorang petugas yang sedang mengecek keamanan penumpang.

"Oke." Ujar Azhevadino dengan pendek.

Azhevadino pun naik duluan di bagian depan perahu lalu diikuti Rhinvero dan yang terakhir Amare. Perahu bagian belakang telah diisi oleh gerombolan laki – laki yang mengantri di belakang mereka.

"Siap?" tanya Azhevadino.

"Ay ay, Captain." Ujar Amare dan Rhinvero bebarengan.

Mereka bertiga menikmati melihat berbagai ornamen dari suku Indian yang disuguhkan saat perjalanan mereka itu. Hingga tiba saatnya meleka meluncur bebas ke bawah di akhir penghujung permainan itu. Amare dan Rhinvero berteriak antusias sedangkan Azhevadino tetap mengawasi mereka. BYUUR. Perahu meluncur cukup cepat hingga air terciprat cukup besar dan membasahi tubuh mereka. Amare dan Rhinvero tertawa senang walaupun wajah mereka basah semua.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang