-[82]- The Wedding Day

11.1K 499 3
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

"SAYA nyatakan kalian berdua telah sah menjadi sepasang suami istri di mata Tuhan dan juga saksi yang berada di sini. Groom you can kiss your bride." Ujar seorang pendeta yang memimpin pernikahan pernikahan Azhevadino dan Amare.

Azhevadino tersenyum bahagia saat pendeta menyatakan bahwa mereka sudah menjadi sepasang suami istri. Azhevadino pun mendekati Amare lalu ia melumat lembut bibir Amare sambil memeluk tubuh mungil Amare. Sorak sorai para undangan langsung memeriahkan suana hall pernikahan itu. Menyadari jika mereka masih di depan banyak orang, Azhevadino melepaskan ciuman mereka dengan berat hati.

Amare tersenyum bahagia sambil memandang Azhevadino dengan tatapan penuh kasih. Kening Amare dan Azhevadino saling bersentuhan dan mereka masih tetap saling memandang satu sama lain seakan – akan dunia hanya milik mereka berdua. Amare dan Azhevadino mengakhiri aksi tatap mereka dan saat ini mereka menghadap kepada para tamu undangan.

"Baik, acara selanjutnya adalah melempar buket bunga dari pengantin wanita. Para wanita yang belum menikah atau masih lajang bisa berkumpul di tengah untuk mendapatkan keberuntungan dan semoga bisa menangkap buket bunga dari pengantin itu." Ujar Yovan dengan memakai mic karena ia diamanahkan sebagai pembawa acara.

Mervina dengan semangat empat lima langsung berkumpul dalam gerombolan para wanita itu.

"Lho, Bu Vina kok ikut sih. Kan tiga bulan lagi mau nikah sama Pak Yovan." Ujar Diana anak buah Mervina yang masih menjabat sebagai sekertaris dari zaman kepemimpinan Amare.

"Udah diam aja. Gue mau dapetin biar penikahan kami dimajukan."

"Semua sudah siap?" tanya Yovan

"Siap." Ujar Mervina dan para wanita yang berkumpul.

"1. 2. 3."

Tepat di hitungan ketiga Amare melemparkan buket bunganya. Semua wanita yang ada digerombolan itu saling dorong mendorong dan menyikut satu sama lain, tak terkecuali Mervina. Mervina mengunci sasarannya, ia mendorong beberapa wanita entah siapa dan akhirnya ia mendapatkan buket bunga itu dengan wajah bahagia. Amare tersenyum geli saat melihat tingkah konyol sahabat dan bridesmaid satu - satunya hari ini. Azhevadino bergidik ngeri saat melihat kelakuan bar – bar yang ditunjukkan Mervina walau dia sudah sering melihat tapi masih saja bergidik ngeri.

"Bukannya dia mau menikah sama Yovan tiga bulan lagi?" bisik Azhevadino.

"Iya. Kenapa?"

"Ada mitos kalo ada sepasang kekasih yang berencana menikah dalam waktu dekat, pernikahan mereka akan mundur dalam enam bulan ke depan kalo sang calon pengantin wanita mendapatkan buket bunga dari pengantin wanita yang harusnya diperuntukkan bagi single woman."

"Ada mitos kayak gitu?"

"Iya. Yhaaa, tapi semoga saja Vina dan Yovan tidak mengalaminya kan?"

Entah mengapa Amare sedikit terpengaruh dengan mitos yang diceritakan Azhevadino. Mungkin kah? Ah, masa iya, kok aku belum pernah dengar mitos kaya gitu ya, pikir Amare.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang