Happy reading ^_^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
AMARE. Amare Rivera Marvolo. Gadis pujaan yang terkenal di perusahaan ternama Müller Corp. Seorang gadis keturunan Inggris Indonesia yang mana turunan Inggris berasal dari Ayahnya, Gerard dan ibunya, Linda. Walaupun terkadang Amare merasa mereka bukanlah orangtua kandungnya namun bukti fotonya dari bayi hingga remaja telah Gerard dan Linda tunjukkan padanya, mau tak mau gadis itu menerima kenyataan jika mereka adalah orangtua sahnya.Gadis itu berparas cantik, wajahnya yang berbentuk diamond heart seperti keturunan keluarga kerajaan Inggris, kulitnya yang nampak glommy dan putih cerah serta lembut seperti kain sutra, bibirnya yang mungil namun seksi dan warnanya yang soft pink, alisnya yang tebal melengkung sempurna dengan indahnya, hidungnya yang mancung karena turunan dari Ayahnya, dan kedua mata kelabunya yang mampu menghipnotis semua orang untuk terhisap ke dalam pusaran iris kelabu yang indah dan cantik itu.
Kedua lesung pipitnya nampak di kedua pipinya yang lumayan chubby membuat gadis itu bertambah manis dan menggemaskan belum lagi wajahnya yang dibilang orang – orang sekitarnya nampak baby face. Gadis itu memasuki perusahaan ternama dan terbesar kedua sedunia dengan blouse navy dan celana pencil khaki semata kakinya. Tak lupa Superstar White Adidas menemani langkahnya yang riang menuju ruangan divisinya.
Ia juga menyapa ramah pada karyawan lain yang berpapasan dengannya dan karyawan yang disapanya pun balik menyapa Amare dengan senyuman ramah mereka. Amare meletakkan kartu ID miliknya di atas mesin sensor pembaca identitas. Mesin itu berbentuk seperti mesin yang ada di stasiun MRT Singapura. Sebuah mesin berjajar yang ditutupi dengan plastik bening yang nantinya akan terbuka jika ID access teridentifikasi oleh mesin itu. CKLIT. Pintu bening itu terbuka saat ID access milik Amare teridentifikasi.
Saat ini Amare munuju depan lift menunggu lift turun ke lantai lobby. Jam segini memang perusahaan masih sepi. Lebih tepatnya jam lima pagi. Gadis itu, Amare tadi hanya berpapasan dengan Bi Inem, OB yang ia kenal dan juga Pak Jaja, satpam yang bertugas saat ini dan beberapa pegawai yang sedang lembur. TING. Lift pun terbuka. Amare memasuki lift itu lalu menekan angka 16 yang mana merupakan lantai gedung divisinya bekerja.
Amare menguap lebar karena semalam ia tidak cukup tidur. Tapi dia sudah cukup menangisi laki – laki brengsek itu dan sekarang saatnya dia membuka lembaran baru. Amare menyandarkan tubuhnya di dinding sisi kiri lift itu sambil memejamkan kedua matanya. TING. Amare membuka kedua matanya dan ia langsung keluar dari lift menuju ruangannya. Sebuah papan nama terpasang di pintu porselen kayu ruangan itu 'Amare Rivera Marvolo, S.Gz. MBBS' sebagai Chief Coordinator of Dietisien Müller Corp.
Gadis itu tersenyum tipis. Bekerja selama empat tahun di sini sangat membuahkan hasil. Susah payah Amare merangkak dari dasar demi mendapatkan posisi jabatannya saat ini. Karena mengingat jerih payahnya itu, Amare mampu menata hatinya. Dia nggak mungkin kan membuah hasil jerih payahnya itu hanya demi menangisi laki – laki brengsek itu.
Sebuah colekan pada pinggangnya membuyarkan lamunannya. Amare melihat seorang gadis tersenyum cengir kepadanya. Amare mendengus kesal saat menyadari siapa yang menganggu aktivitas meditasinya ini.
"Lo mau disitu aja? Keburu lo nggak bisa recheck menu sarapan hari ini."
"Iya, Vina. Apa kata lo deh. Gue langsung ke tkp ya, minta tolong recheck list* menu buat lunch sama list ulang pegawai yang lembur hari ini, entar kita bisa rundingan menu dinner buat pegawai yang lembur. Ah, jangan lupa alergic food list* ya dan titip tas gue. Hehehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
ChickLitTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...