-[39]- The Absurd Boyfriend

11.7K 709 1
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AZHEVADINO melirik Amare. Ia melihat gadis itu diam saja sejak mereka keluar dari kantor mereka. Dia jadi teringat dengan rapat yang dia adakan tadi. Amare tidak datang di rapat itu dan digantikan oleh orang kepercayaannya. Azhevadino melirik sekali lagi dan ia menyadari jika wajah Amare lebih pucat saat terakhir kali ia melihatnya tadi siang. Ada apa dengannya, batin Azhevadino.

"Kenapa kau diam saja?" tanya Azhevadino.

Pandangan Amare yang awalnya melihat pemandangan di jendela mobil ia alihkan pada wajah tampan Azhevadino. Gadis itu hanya tersenyum tipis.

"Lelah."

"Kamu lelah? Kalau gitu aku antar pulang saja. Besok biar Inver menengokmu di kantor."

"Tidak usah. Dia pasti kecewa jika aku tidak jadi menengoknya hari ini."

"Tapi kamu lelah."

"It's okay."

"Okey. Nanti setelah menengok Inver aku akan langsung mengantarmu pulang, okay?"

"Yes, Your Majesty."

"Tidurlah. Setelah sampai akan aku bangunkan."

"Tidak perlu. Lagian sebentar lagi sampai."

Azhevadino tersenyum lalu ia menyalakan radio mobil. Amare kembali memandang pemandangan di luar jendela.

♪♫♪ Many night's we've prayed

With no proof anyone could hear

In our hearts a hopeful song

We barely understood,

Now we are not afraid

Although we know

there's much to fear

We were moving mountains

long before we knew we could ♪♫♪

♪♫♪ There can be miracles

When you believe

Though hope is frail

It's hard to kill

Who knows what miracles

You can achieve

When you believe

Somehow you will

You will when you believe ♪♫♪

(When You Believe cover by One Voice Children's Choir)

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang