-[83]- First Night

14.9K 569 9
                                    

Khusus chapter ini hanya untuk pembaca 21+++ Harap bijak

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AZHEVADINO keluar dari kamar mandi. Ia menatap heran pada kasurnya karena ia melihat Amare sudah berbaring? Yang benar saja, di malam pertama kita dia sudah tidur, pikir Azhevadino. Azhevadino pun meletakkan handuknya di gantungan dan segera memakai baju tidurnya.

Tidak bisa begini, gumam Azhevadino dalam hati. Laki – laki itu pun tidur di sisi Amare, ia merasakan Amare banyak bergerak. Azhevadino menelan ludahnya saat ia melihat Amare mengenakan gaun tidur yang seksi itu. Malam ini harus terlaksana, kamu sudah membangunkan juniorku, Sweetheart, gumam Azhevadino dalam hati.

"Sweetheart?" ujar Azhevadino sambil menengok Amare yang sedang tidur memunggunginya.

Azhevadino melihat wajah Amare yang merasa terganggu. Sepertinya rencana dia untuk mengganggu acara tidur Amare berhasil.

"Kamu mau tidur gitu aja?" tanya Azhevadino dengan nada jahil.

Tidak ada jawaban. Tangan Azhevadino memeluk pinggang ramping Amare lalu pelan – pelan ia membalikkan Amare agar dapat berhadapan – hadapan dengannya. Azhevadino tersenyum geli saat melihat wajah Amare yang tampak kesal walau kedua matanya masih terpejam. Azhevadino mengecup pelan bibir soft pink itu. Amare semakin mengerutkan keningnya karena ia merasa tidurnya terganggu.

Azhevadino yang melihat reaksi Amare itu tersenyum menyeringai. Kamu akan kuganggu sebelum aku mendapatkan hakku, gumam Azhevadino dalam hati. Azhevadino mendekatkan tubuh Amare untuk mendekat padanya. Ia menyesap leher Amare dengan lembut dan pelan lalu mulutnya berpindah melumat bibir seksi Amare. Amare yang sudah kesal dari tadi karena acara tidurnya diganggu akhirnya menyerah juga dan ia pun membuka kedua matanya.

"Finally, you wake up, Sweetheart." Ujar Azhevadino saat menyadari Amare membuka kedua matanya sambil menatap kesal wajah Azhevadino.

"Really? Apakah harus sekarang?"

"Mumpung Inver sama Bunda. Jadi, yap. Right now."

Belum sempat Amare membantah Azhevadino langsung melumat bibir Amare pelan dan lembut namun lama kelamaan Azhevadino melumatnya dengan penuh nafsu. Posisi Amare saat ini ditindih dengan tubuh Azhevadino.

Setelah puas dengan melumat bibir seksi dengan rasa strawberry itu, Azhevadino memainkan lidahnya dan menelusup ke dalam mulut Amare. Azhevadino pun berhasil bermain – main dengan lidah Amare dan sesekali ia menyesap bibir atas Amare dengan gemas. Ini yang namanya French kiss bukan?

Amare mendorong pelan dada bidang Azhevadino karena dia sudah kehabisan udara di sekitarnya. Mereka berdua sama – sama terengah – engahnya karena kehabisan udara untuk bernafas. Azhevadino pun mendekatkan wajahnya di leher Amare dan aroma mint dan raspberry itu entah mengapa meningkatkan hormon seksualnya. Azhevadino mengangkat wajahnya untuk menatap dan meneliti setiap jengkal wajah Amare.

"Kamu malam ini akan menjadi milikku seutuhnya, Amare." Ujar Azhevadino.

Azhevadino langsung melumat bibir Amare lagi, saat ini dia tidak hanya melumat saja. Tangannya mulai melepaskan baju yang dikenakan Amare. Setelah berhasil melepaskan baju Amare, Azhevadino dengan susah payah melepaskan boxernya. Mereka sudah tidak sadar jika mereka tidak memakai sehelai pakaian.

Azhevadino masih melumat bibir Amare dan tangan kanannya mulai memainkan dada Ame. Semakin lama bibir Azhevadino berpindah dari bibir Amare ke leher Amare lalu menyesapnya sebentar setelah itu Azhevadino mulai memainkan puting Amare yang sudah mengeras dan nampak seksi di kedua matanya. Azhevadino memainkan puting itu dengan lidahnya dengan cara menyesapnya lalu menggigitnya dengan gemas,

"Aaaaah." Desah Amare saat Azhevadino memainkan putingnya.

Azhevadino yang mendengar desahan Amare semakin membuat Azhevadino bersemangat. Tangannya mulai turun ke bawah dan mulai menelusup di barang pusaka milik Amare lalu laki – laki itu memainkannya.

"Azheeee. Aaaaaaah."

Amare mulai menggeliat saat jari – jari tangan suaminya mulai berkelana di dalam barang pusaka miliknya. Amare memekik kaget saat ia merasakan Azhevadino memainkan klitorisnya. Azhevadino menyeringai saat melihat Amare yang mulai menikmati permainannya.

"Zheee.....aaaaaah."

"Bukannya kamu menikmatinya, Sweetheart."

Amare langsung memeluk Azhevadino saat satu jari Azhevadino mulai masuk lebih dalam ke barang pusaka milik Amare dan jari lainnya masih memainkan klitorisnya. Shiiiit, umpat Amare dalam hati. Azhevadino yang masih belum puas akhirnya memainkan lagi pucuk buah dada milik Amare dengan lidahnya lalu ia sesap dan lagi, Amare mendesah lagi dan tepat saat Azhevadino menggigit putingnya dengan gemas, ia merasakan jika Amare sudah klimaks dan Azhevadino pun menghentikan permainannya sambil menatap Amare yang terengah – engah.

"You're so sexy, my lady. Now is my turn." Ujar Azhevadino.

Azhevadino mulai mengarahkan juniornya tepat di depan barang pusaka milik Amare yang baru saja ia mainkan. Ia mencari posisi yang nyaman lalu ia mencium kening Amare dengan lembut.

"I will be gentle and slow. You can say stop if you feel hurt."

Amare hanya mengangguk. Kedua tangannya memegang pundak Azhevadino. Tanpa Amare sadari, gadis itu menahan napas sambil menatap Azhevadino. Ia sudah memercayakan tubuhnya pada sang suami.

BRAK.

Pintu kamar terbuka lebar dengan suara yang sangat keras. Amare dan Azhevadino segera menutup tubuh mereka dengan selimut yang ada di kasur. Kedua mata Amare dan Azhevadino terpejam sebentar saat cahaya lampu mereka menyala lalu mereka pun membuka kedua mata mereka dan betapa kagetnya mereka saat melihat Rhinvero duduk di antara mereka dengan wajah sembab, sedangkan Anggi berdiri di ambang pintu kamar itu sambil menghela napas panjang. Damn you, little devil, rutuk Azhevadino sambil memandang kesal Rhinvero.




TBC...

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang