-[11]- Something is Missing

26.1K 1.4K 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yak

Happy reading ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AZHEVADINO memerhatikan karyawannya satu per satu di dalam ruang rapat itu. Anehnya bukan Amare yang mewakilinya melainkan anak buahnya, Indra. Kemana wanita itu?

"Baiklah, selain Departemen Dietesien semuanya harus merekap ulang proposal perencanaan kinerja kalian. Rapat sampai di sini."

Azhevadino beranjak dari tempatnya lalu menuju ruang kerjanya. Yovan mengikuti Azhevadino dari belakang, ia pun menutup pintu ruang kerja Azhevadino setelah Bos Besarnya duduk dengan nyaman di kursi kebanggaannya.

"Jadi, kemana Ame?"

Yovan mengernyitkan keningnya. Jadi ini alasan yang membuat Bos Besarnya gelisah selama rapat tadi.

"Bukannya HRD sudah melaporkan pada Anda jika Bu Amare sedang cuti."

"Bulan ini?"

"Iya."

"Bukannya bulan kemarin?"

"Perubahan rencana. Bu Amare tidak jadi cuti bulan lalu jadi ia cuti bulan ini."

"Lo tau dia cuti kemana?"

Sekali lagi, Yovan mengernyitkan keningnya dan menatap bingung Bos Besarnya. Sejak kapan Azhe penasaran sama kehidupanya Ame, pikir Yovan.

"Maaf, Pak. Itu urusan pribadi Bu Ame. Saya tidak berhak memberitahu Anda."

"Ck, lo kenapa sih lebih setia ke Ame ketimbang gue, Bos lo sendiri?"

"Dia pernah menyelamatkan saya dan saya harap Anda bisa bersikap profesional di sini."

Azhevadino mendengus kesal saat ia diperingati oleh Yovan. Entah mengapa ketidakhadiran Amare membuat harinya saat ini terasa janggal. Rhinvero yang tidak terlihat bersemangat sama sekali saat ia mengajaknya ke kantor dan alhasil, malaikat kecilnya itu pulang sebelum jam makan siang.


Amare's POV

Finally, I'm back Surabaya.

"Halo?"

Gue langsung mengangkat ponsel gue saat melihat nama yang sangat gue kenal dan gue rindukan.

"Lo dimana?"

"Hmmm, gue di lobi kedatangan nih."

"Oke tunggu di area pick up gue kesana."

Gue mendengus kesal saat orang itu memutuskan percakapan kita secara sepihak. Really? Untung gue sayang dia.

TIN. TIN.

Gue melihat sebuah mobil pajero hitam mendekati gue.

"Ayo masuk."

Seorang laki – laki dengan kacamata hitam memandang gue tanpa ekspresi. Gue akui sih dia ganteng banget, tapi kelakuannya itu minus banget. Nggak ada sopan.

"Bantuin kek, bawaan gue banyak nih." Ujar gue kesal.

Gue melotot tajam saat gue dengar kalo dia sedang berdecak kesal saat turun dari mobil. Hellooow, kalo nggak ikhlas nggak usah bantu aja. Laki – laki itu dengan cepat dan hati – hati memasukkan barang gue ke bagasi. Gue mendengus kesal dan langsung masuk ke kursi penumpang bagian depan lalu gue juga nggak lupa masang seatbelt.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang