-[77]- Surviving For Living

8.4K 408 0
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AZHEVADINO memerhatikan macbook yang ada di hadapannya dengan seksama. Saat ini titik merah itu berada di daerah Depok dan Azhevadino sangat mengenal lokasi itu ada dimana. Tidak salah lagi, dia yang membantu Mandy dan keluarganya, gumam Azhevadino.

"Titik merah itu apa?" tanya Amaro.

"Lokasinya Ame. Dia ada di Depok."

"Depok? Tapi Mandy tidak punya sanak saudara di sana."

"Bukan sanak saudara yang membantu Mandy, tapi orang lain. Lo siap – siap aja, kita butuh bala bantuan."

Amaro segera menghubungi detektif swasta sewaannya, ia tidak menggunakan tenaga kepolisian karena akan lebih riskan nantinya. Selain itu, mereka tidak tau apa yang sedang dipikirkan oleh musuh.

"Lo bisa pakai senjata kan?" tanya Amaro.

Pertanyaan Amaro sudah terjawab bahkan wajahnya sangat terkejut saat melihat senjata yang akan Azhevadino pakai.

"Glock 22? Lo dapet izin dari mana?"

"Cerita panjang. Lo bawa apa?"

Amaro menunjukkan senjata api Smith & Wesson 500 Magnum andalannya lalu ia sembunyikan lagi di saku senjatanya lagi. Azhevadino memandang heran Amaro, bagaimana bisa seorang arsitek mendapatkan izin atas kepemilikan senjata api. Amaro yang bisa menebak apa yang Azhevadino pikirkan hanya tersenyum tipis.

"Ceritanya panjang. Gue juga udah naruh beberapa bodyguard gue untuk mengawasi keluarga kita juga keluarganya Vina dan Yovan."

"Ternyata lo sudah banyak persiapan ya?"

"Gue bisa ngelakuin apa aja kalo soal Ame."

Mereka berdua pun segera berangkat menuju lokasi yang mereka tuju yaitu Depok setelah berpamitan pada keluarga mereka. Amaro yang menyetir sedangkan Azhevadino yang tetap mengawasi lokasi Amare berada. Semoga Tuhan selalu melindungimu, Sweetheart, gumam Azhevadino dalam hati.

"Maaf, Zhe." Ujar Amaro sambil terus fokus menyetir.

"Untuk?"

"Seharusnya gue minta bantuan lo kemarin – kemarin. Seharusnya gue lebih cepat menemui lo terus Ame sudah berada di sini dengan wajah bahagianya. Se-"

"Sudahlah. Sudah terjadi seperti ini, nggak usah disesali. Sekarang yang bisa kita lakukan adalah cepat – cepat menuju lokasi Ame dan meringkus mereka."

"Sepertinya lo tau dalang yang membantu Mandy dan keluarganya."

"Ya. Beberapa hari lalu gue bertemu dia dan setelah bertemu gue langsung memeriksa latar belakangnya. Latar belakangnya dan track record yang dimilikinya cukup aneh. Selain itu, aktivitasnya beberapa hari ini juga cukup aneh. Dia sering mengunjungi lokasi Ame, jadi gue menyimpulkan kalo dia mungkin saja dalang yang bekerjasama dengan Mandy. Melihat Mandy yang mau bekerjasama dengan orang seperti itu, gue yakin dia sudah terpojok dan putus asa."

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang