-[78]- Amare's Rescue

9K 437 3
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

SOSOK itu melepaskan ikatannya dengan lengan satunya dan lengan yang satunya mengunci Amare menggunakan pisau lipatnya. Sial, rutuk Amare. Setelah Amare merasakan sosok itu melepaskan ikatan di kedua kakinya, Amare langsung menendang kuat – kuat wajah sosok itu dan dengan gesit Amare mengambil sebuah tongkat bisbol yang sepertinya sudah lama berada di ruangan itu.

Sosok itu mengerang kesakitan, ia tidak menduga jika Amare bisa melakukan hal seperti itu padanya. Sosok itu berdiri dan menatap nyalang Amare. Amare sudah siap bertempur, dia tidak akan lupa ilmu jujitsu yang telah ia susah – susah dapatkan untuk mencapai sabuk hitamnya. Sosok itu berjalan cepat menuju Amare dan Amare segera berpindah ke sudut ruang lainnya. Sosok itu sudah tidak sabar dan ia langsung mengejar Amare. Satu langkah lagi ia sudah bisa menangkap Amare dan BUK.

"Arrrggghhh."

Sosok itu langsung tersungkur jatuh saat kepalanya dihantam dengan tongkat bisbol yang dipegang Amare. Merasa musuhnya lengah, Amare segera membuka pintu itu dan ia merasa senang saat pintu itu terbuka. Ia mengamati sekitarnya, tidak ada siapa pun. Amare pun segera melesat pergi tanpa menggubris sosok yang masih tersungkur di lantai itu. Amare berlari cepat tanpa suara sekaligus mengawasi sekitarnya. Kedua matanya membulat sempurna saat ia melihat sebuah pintu besar berada di hadapannya. Ia bisa melihat jalan yang lumayan besar itu.

Langkahnya terhenti saat ia mendengar suara beberapa langkah kaki dari arah berlawanan. Amare segera bersembunyi di ruangan yang terletak tidak jauh dengan pintu itu. Ia menatap sekitar ruangan itu dan tidak ada siapa – siapa. Fyuh, untung saja, gumam Amare dalam hati. Amare segera menutup pintu itu. Ia merapatkan merapatkan tubuhnya di dinding yang berada di sisi engsel pintu ruangan itu. Rencananya ia akan langsung menumpas entah siapa yang membuka pintu itu dalam sekali serangan.

Sebuah bayangan ia lihat di depan itu. Amare mulai menahan napasnya saat ganggang pintu itu bergerak. Pintu pun terbuka dan Amare melihat punggung sosok itu. Dengan gerakan cepat, Amare menendang paha sosok itu dan mengunci leher sosok itu dengan kuncian mematikan. Kedua lengan sosok itu memegangi lengannya yang sedang mengunci lehernya. Anehnya tangan sosok itu sangat ia kenal. Bukannya itu jam tangannya Bang Aro, pikir Amare.

"I-ini g-gue, A-ameh." Ujar sosok itu dengan susah payah.

Setelah menyadari siapa pemilik suara itu, Amare langsung melepaskan kuncian mematikannya. Ia tersenyum geli saat sosok itu menghirup napas sebanyak – banyaknya dengan susah payah.

"Lo gila?!" ujar sosok itu dengan nada lirih dan kesal.

"Maaf, gue kira musuh." Ujar Amare dengan wajah cengengesannya.

Belum sempat mendebat, Amare langsung membawa sosok itu ke tempat persembunyiannya saat ia mendengar beberapa langkah kaki mendekat ke arah mereka. Amare mengintruksikan untuk diam pada sosok yang saat ini bersembunyi dengannya.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang