Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca
Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗
Happy reading all ^_^
.
.
.
.
.
.
.
AZHEVADINO mendengus kesal entah yang keberapa kalinya. Ia melirik ke sisi bangku penumpang yang ada di sebelah bangku pengemudi.
"Azhe, kalo nyetir yang fokus. Nggak usah cemberut gitu."
Azhevadino mendengus kesal lagi. Shit, damn, siaaaal. Entah sudah berapa puluh sumpah serapah yang Azhevadino gumamkan saat ia melihat sosok iblis kecil itu yang duduk dengan anteng di atas pangkuan Amare. Amare tertawa geli melihat Azhevadino menyetir dengan wajah kesalnya lalu gadis itu berpaling ke sosok malaikat kecil yang duduk di atas pangkuannya dengan antusias. Ya. Rencana mereka yang hanya berkencan berdua saja tidak berhasil.
FLASH BACK ON
Azhevadino menunggu Amare di tempat duduk ruang keluarga Müller. Ia menatap jam yang ada dinding dan sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Tidak apa – apa kencan pagi – pagi, mumpung Inver masih tidur, gumam Azhevadino dalam hati. Amare mendekati Azhevadino yang sudah menunggunya.
"Ayo berangkat." Ujar Amare.
Azhevadino pun beranjak lalu berbalik. Kedua mata deep choconya terpesona menatap Amare yang ada di hadapannya. Gadis itu memakai dress selutut biru dongker yang warnanya senada dengan kemeja yang ia pakai. Gadis itu memadukan dressnya dengan blazer warna peach dan sepatu yang senada dengan blazernya.
"Ayo berangkat. Kok malah bengong." Ujar Amare.
Azhevadino tersenyum lalu merangkul pinggang Ame.
"Kamu cantik banget hari ini."
"Cuma hari ini aja? Berarti yang kemarin – kemarin ngak cantik dong?"
"Nggak, Sayang. Kamu selalu cantik kok. Cuma hari ini cantiknya beda."
"Dasar gombal."
"Bundaaaaaa. Bunda dimanaa?" teriak Rhinvero yang membuat Azhevadino dan Amare terkejut.
Amare dan Azhevadino mendengar suara langkah kaki yang menuruni anak tangga lalu sosok malaikat kecil itu terlihat dan berlari ke arah Amare.
"Bunda mau kemana? Inver ikut." Ujar Rhinvero sambil memeluk kaki Amare.
Amare pun menggendong Rhinvero dan Azhevadino mendengus kesal saat iblis cilik itu sudah terbangun.
"Kamu di rumah aja ya sama Eyang. Ayah sama Bunda ada urusan." Ujar Azhevadino dengan nada sabar.
"Nggak mau. Inver mau ikut. Pokoknya Inver harus ikut. Inver mau ikut, huaaaaaaa."
Amare dan Azhevadino mulai panik saat Rhinvero menangis dengan suara tangisan yang keras. Amare manatap Azhevadino untuk meminta jawaban darinya. Azhevadino pun menghela napasnya.
"Kamu mandi dulu ya. Bunda sama Ayah tunggu di sini." Ujar Azhevadino lembut
Ajaibnya tangisan Rhinvero langsung berhenti hingga membuat Amare dan Azhevadino langsung syok. Malaikat kecil yang ada digendongan Amare saat ini tersenyum bahagia lalu tiba – tiba meminta diturunkan.
"Oke. Inver mau mandi sama Eyang."
Amare dan Azhevadino melihat kepergian Inver yang digendong oleh Anggi.
"Wah, sepertinya Inver ada bakat akting." Ujar Amare dengan nada takjub.
"Hah, bakat dari Zheva itu."
Keduanya pun tertawa lalu duduk di sofa yang ada di ruang keluarga.
FLASH BACK OFF
"Bunda kita mau kemana?" tanya Rhinvero dengan nada antusias.
"Ke Trans Studio." Ujar Amare
"Ooooh, yang ada kapal yang bisa terbang itu kan?"
"Hahahaha, yap betul sekali."
"Asyiiiik. Wohoooo, Inver udah nggak sabar." Ujar Rhinvero sambil bergerak – gerak dengan antusias.
"Duduk yang tenang, Nak." Ujar Azhevadino lembut
"Iya, Ayah."
Suasana pun menjadi tenang. Amare yang selalu memerhatikan jalan dan Rhinvero secara bergantian. Rhinvero yang fokus melihat pemandangan di balik kaca mobil dan Azhevadino yang fokus menyetir dan juga tak luput sesekali melirik pujaan hatinya. Yhaa, walaupun gagal, setidaknya menjadi liburan keluarga yang menyenangkan kan?
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
ChickLitTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...