Jangan lupa VOTE dan COMMENT kalia yaa
Happy reading ^_^
.
.
.
.
.
.
.
AZHEVADINO beberapa kali melirik ponselnya. Ya. Laki - laki itu sedang menunggu hasil laporan dari Rudy. Ia memang menyuruh membuntuti Yovan yang sedang menemani anaknya untuk menemui wanita misterius itu. Azhevadino mendengus kesal saat Rudy tidak juga memberikan kabar padahal waktu sudah lewat lebih dari lima menit.
Tanpa ia sadari, semua mata memandang Azhevadino yang masih diam karena sang presentator menunggu jawaban dari Azhevadino, Bos mereka. Alvino, laki - laki yang duduk di sisi Azhevadino dan menjabat sebagai sekertarisnya itu langsung menyenggol siku Bosnya.
"Ehem, Bos. Saya minta tolong untuk fokus ke rapat." Bisik Alvino.
Azhevadino tersadar dari lamunannya, ia berdeham keras saat menyadari jika semua mata tertuju padanya. Pandangan Azhevadino beralih pada layar yang ditampilkan. Shit, kok udah di slide terakhir sih, tadi dia ngomong apa an coba, batin Azhevadino.
"Saya minta rapat kali ini diulang lusa dan harus lebih mempersiapkan diri lagi. Sekian."
Azhevadino langsung beranjak dari ruang rapat itu lalu ia menuju ruang kerjanya. Alvino langsung mengekori Azhevadino dan ikut masuk ke dalam ruang kerja Azhevadino.
"Shit!"
Alvino memegang dadanya karena umpatan keras dari Azhevadino. Untung nih ruangan kedap suara, batin Alvino.
"Kamu cari Rudy. Seka-"
TOK. TOK. TOK.
Alvino menghela napas lega. Ia akan mendoakan yang baik - baik untuk si Pelaku yang berhasil meredam emosi Azhevadino.
"Masuk." Ujar Azhevadino.
Seorang gadis memasuki ruangan itu setelah mendapat izin dari pemilik ruangan itu. Gadis itu memegang sebuah map dan kedua mata kelabunya nampak bingung dengan suasana mencekam yang ada di ruangan itu.
"Err, apakah saya sedang mengganggu?" tanya gadis itu.
Tidak ada jawaban dari Azhevadino maupun Alvino. Kedua pria yang ada di dalam itu sama - sama terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kalau begitu, selesaikan urusan Anda sekalian. Saya un-"
"Tidak perlu, Ame. Urusan saya sudah selesai. Alvin, cari Rudy sekarang."
"Ba-baik, Pak."
Gadis itu, Amare, menatap sendu Alvino yang nampak letih dan lelah padahal masih belum waktu istirahat siang. Selelah itu kah menjadi sekertaris dari Azhevadino?
"Ada urusan apa?"
Amare segera berjalan cepat menuju meja kerja Azhevadino dan ia menyerahkan map yang tadi dipegangnya pada Azhevadino.
"Ah, ini. Saya sedang memberikan proposal perencanaan acara akhir tahun perusahaan, Pak."
"Kenapa kamu yang memberikan?"
Amare mengernyitkan dahinya, bukannya tahun - tahun sebelumnya juga tanggung jawab dari departemennya, pikir Amare.
"Karena ini project departemen saya, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
ChickLitTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...