I'M BACK 😁😁🤗 Maaf sudah membuat kalian menunggu lama
Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca
Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗
Happy reading all ^_^
.
.
.
.
.
.
.
MERVINA, gadis itu masih terdiam di tempatnya. Dia berhasil bersembunyi di dekat kotak etalase kayu saat keempat orang paruh baya itu meninggalkan ruangan itu. Apa yang dia duga sejak dulu ternyata benar. Perdebatan keempat orang paruh baya itu memberikannya sebuah keyakinan. Selama ini Mervina melakukan penyelidikan terhadap Gerard dan Linda. Gadis itu curiga dengan gelagat mereka yang menurutnya tidak mencerminkan sebagai orangtua kandung Amare. Dikatakan sebagai orangtua kandung Amare tidaklah cocok untuk Gerard dan Linda, karena Mervina kerap kali melihat perlakuan Linda yang selalu menganiaya Amare entah menampar pipi atau membentak Amare saat Amare tidak melakukan kesalahan apa – apa. Belum lagi Gerard yang hanya diam saja memperhatikan Linda yang menindas Amare dengan wajah masa bodonya.
Tepat dua hari yang lalu Mervina mendapatkan hasil dari penyelidikannya yang dia peroleh dari detektif sewaannya. Awalnya Mervina meragukan hasil yang telah diselidiki oleh detektif yang diaa sewa itu, namun semua keraguan itu langsung sirna saat diaa tidak sengaja menguping perdebatan yang baru saja terjadi. Dia harus segera memberitahu Amare soal hasil penyelidikannya itu.
Sahabat mana yang tega melihat sahabat kesayangannya disakiti dan diperlakukan semena – mene oleh orang – orang jahat dan yang iri dengan Amare. Tentu saja dia tidak terima jika sahabatnya itu diperlakukan dimanfaatkan oleh Linda dan Gerard. Vina segera kembali ke dalam kamarnya saat sudah tidak ada siapa pun di sana. Sepertinya Dewi Fortuna sedang memihaknya dan ia akan sesegra mungkin menyampai hal yang telah ia selidiki pada Amare. Ia sudah yakin jika Amare mengetahui penyelidikannya ini, gadis itu pasti akan marah padanya namun ia bisa menolerin itu karena ia ingin melihat Amare bahagia. Tidak disakiti lagi.
Mervina's POV
Gue memasuki kamar yang gue tempati dan Ame tinggalin. Gue memegang dada gue yang kaget karena melihat sosok yang sedang duduk sambil melamun. Entah apa yang dia lamunkan.
"Me, lo udah bangun?"
"Hah? Eh i-iya?"
Gue memerhatikan Ame dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Ada yang aneh sama sahabat gue itu.
"Lo nggak papa?"
"Gue hanya lapar. Ayo temenin gue makan."
Gue menghela napas lega. Gue pikir dia kenapa. Gue pun menggangguk lalu menggandeng lengan Ame. Kami berdua pun menuruni anak tangga menuju dapur. Gue langsung melihat isi kulkas dan lemari.
"Kita bikin ramen seafood yuk."
"Boleh deh. Bikin tiga porsi sekalian."
Gue menoleh ke belakang dan gue mendengus kesal saat melihat Bang Aro, abangnya Amare yang paling ngeselin.
"Nambah, dua porsi. Jadi ada 5 porsi."
Gue mendelik saat gue melihat Yovan juga ada di dapur dengan Azhe yang mengintil di belakangnya.
"Enak aja. Bikin sendiri sana. Gue nggak buka restoran yaa."
"Yaelah, Vin. Minta tolong elah. Sekalian. Nanti gue deh yang nyuci piring kotornya." Tawar Bang Aro.
Gue terdiam. Iya. Nggak. Iya. Nggak.
"Yaudah. Awas aja kalo nggak nyuci piring kotor."
"Aku bantuin ya, Sayang." Ujar pacar gue yang sangat perhatian.
Tentu saja gue senang dong ada yang bantuin.
Amare's POV
Gue tersenyum melihat harmonisnya Yovan dan Vina. Gue mendengus saat memikirkan kejadian tadi. Gue menoleh dan melihat Azhe tersenyum saat gue merasakan kepala gue dielus – elus. Gue ikut tersenyum lalu menyandarkan kepala gue ke pundak Azhe yang sandarable.
"Kenapa? Kok kamu kayak lesu gitu?"
Gue terkikik geli saat gue mendengar gaya bicara Azhe yang sudah ber-aku kamu an. Ya kita memang memutuskan ber-aku kamu an setelah menjalin sebuah hubungan yang serius.
"Nggak papa. Cuma laper aja."
"Yakin?"
"Hmmm..ya."
Gue memejamkan kedua mata gue sambil bersandar di bahu Azhe. Setidaknya gue bisa mengenyahkan pikiran gue yang nggak tenang. Suara air yang direbus, suara pisau yang saling beradu dengan telenan membuat pikiran gue jadi tenang. Memang makanan pelampiasan pikiran yang terbaik.
"Lo makan dulu, Me. Jangan tidur lagi." Tegur Vina.
Gue membuka kedua mata gue dan tersenyum. Emang ya sahabat gue yang satu ini perhatian banget hahahaha. Tanpa babibu lagi gue pun mulai memakan ramen seafood buatan Vina setelah berdoa tentunya. Makan dulu, masalah tadi dipikir belakangan aja.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
ЧиклитTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...