-[61]- Retrogress Marriage

9.3K 516 1
                                        

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

Untuk yang lagi ngalami Monday stress, selamat menikmati hiburan kecil dariku ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AMARE menghela napasnya dengan kasar. Bisa – bisanya rahasia yang ia pendam selama ini harus dibeberkan oleh Abangnya sendiri, hanya orang yang satu – satunya tahu rahasianya itu. Apa yang harus aku bicarakan sama Azhe, batin Amare dalam hati.

"Gimana Me? Gue nggak ada pilihan lain. Lo tau sendiri kan gimana Ayah sefrustasi ini selama beberapa minggu ke belakang."

Iya juga sih? Mau siapa lagi coba. Lagian lebih berbahaya minta tolong orang luar karena di saat seperti ini harus ekstra hati – hati kalo menyangkut merekrut orang, gumam Amare dalam hati.

"Yaudah deh. Kira – kira butuh berapa hari Bang?"

Amaro tersenyum dengan perasaan bersalah karena masalah ini lebih pelik dari yang Amare pikirkan.

"Kayaknya hampir enam bulan an itu pun paling cepet. Paling lambat pun 10 bulan."

"Apa?! Selama itu? Tapi kenapa pernikahan gue harus ditunda? Kan gu-"

"Pernikahan siapa yang ditunda?" sela Azhevadino.


Amare's POV

"Pernikahan siapa yang ditunda?"

Gue terkejut saat mendengar suara bass yang gue kenal dan gue terdiam mematung saat melihatnya memasuki ruang rapat gue. Kekasih gue itu tiba – tiba muncul di ambang pintu ruang rapat gue sambil menatap gue dan Bang Aro dengan tatapan bingungnya. Astaga, hari ini sepertinya gue senam jantung terus deh, batin gue.

"Pernikahan lo dengan Ame."

Gue langsung menatap tajam Abang gue yang dengan wajah polosnya langsung menjawab pertanyaan Azhe. Tatapan gue beralih ke Azhe dan gue melihat raut wajah Azhe berubah menjadi kaku. Hah, sepertinya gue yang harus angkat bicara deh, gue nggak mau melihat ruangan ini seperti kapal pecah hanya karena mereka berdua, gumam gue dalam hati.

Dari awal pertemuan mereka gue heran dengan Bang Aro dan Azhe, kadang mereka seperti Tom and Jerry kadang juga mereka kayak upin ipin gitu akur banget. Gue akui sih mereka sama – sama labil buat ukuran cowok.

Tanpa babibu lagi gue segera beranjak dari tempat duduk gue lalu menghampiri Azhe dan tersenyum lembut padanya. Fyi, Azhe tuh emosinya reda kalo dilembut – lembutin sama dimanjain. Gue pun menuntun Azhe ke tempat duduk yang dekat sama tempat duduk gue dan Bang Aro.

"Aku akan menjelaskannya. Jadi bisakah kamu tidak berpikir aneh – aneh untuk sekarang?"

Gue memerhatika raut wajah Azhe yang nampak terkejut sama perkataan gue. Gue hanya menghela napas panjang. Wll, begini lah kalo Azhe lagi ngambek atau lagi kepikiran sesuatu. Pikirannya melantur kemana – mana. Gue melihat Azhe yang menganggukkan kepalanya lalu ia menatap gue dengan posisi yang siap mendengarkan penjelasan gue. Oke, here we go.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang