-[74]- The Death Kick

8.5K 426 4
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AZHEVADINO menatap dengan wajah takjub saat melihat sosok bidadari di hadapannya. Ia tersenyum puas. Gaun dengan desain lace up bridal wedding dress yang dikenakan Amare saat ini memancarkan kecantikan Amare yang menawan, seksi tapi elegan. Azhevadino berdecak sebal saat ia membayangkan para tamu laki – laki akan terpukau akan kecantikan Amare-nya.

"Gimana?" tanya Amare sambil menatap Azhe dengan penasaran.

"Amazing, tapi apa nggak sebaiknya gaunmu lebih tertutup. Aku tidak ingin para kumbang jomblo menatapmu dengan penuh nafsu, Sweetheart."

Amare tertawa geli. Ya ia memaklumi sikap posesif Azhevadino karena Amare juga mengakui jika gaun pengantin yang dikenakannya saat ini benar – benar membentuk tubuhnya dengan sempurna.

"Ayolah, ini hanya sekali seumur hidupku. Ini adalah gaun impianku."

Azhevadino terdiam. Ia bingung dengan pikirannya sendiri. Mementingkan kebahagiaan Amare-nya atau mencegah para buaya darat itu menatap calon Mrs. Müller dengan tatapan nafsu mereka. Amare mendekati Azhevadino lalu ia menggiring Azhevadino pada cermin besar yang ada di ruang fitting itu. Azhevadino yang memakai tuksedo slim suit yang pas di tubuh atletisnya dan warna tuksedo yang berwarna biru tua dengan kombinasi hitam dan kemeja putihnya membuat Azhevadino lebih elegan.

"See, kita seperti pasangan pengantin yang sempurna." Ujar Amare sambil tersenyum hangat dan menatap Azhevadino.

Azhevadino pun ikut tersenyum. Ya. Mereka adalah sepasang calon pengantin yang sempurna.

"Baiklah. Tapi jangan salahkan aku jika aku terus menempel padamu."

"Iya, Darl."

Azhevadino memeluk pinggang ramping Amare itu dari belakang dan ia menyandarkan dagunya di pundak Amare sebelah kanan.

"You'll be the most beautiful and wonderful bride in the world." Ujar Azhevadino sambil mengecup lembut pipi kanan Ame.

"And you'll the most handsome and sexy groom in the world."

Amare merubah posisi mereka. Amare yang mengalungkan kedua lengannya pada leher Azhevadino dan Azhevadino mengalungkan kedua lengan kekarnya itu pada pinggang Amare yang ramping. Mereka saling mendekat hingga hidung Amare dan Azhevadino bersentuhan dan tak lupa sepasang calon pengantin itu tersenyum lepas. CEKREK. Suara jepretan kamera merusak suasana romantis yang dibangun oleh Amare dan Azhevadino.

"Yovan!" ujar Azhevadino dengan menggeram.

Yovan tersenyum kikuk sambil memegang kamera Canon DSRL milik Amare itu, sedangkan Mervina terkikik geli saat melihat tunangannya dimarahi oleh Bos Besarnya. Yap. Yovan dan Mervina sudah bertunangan setelah kepergian Amare ke Berlin. Mereka berdua akan menikah tiga bulan setelah pernikahan Amare dan Azhevadino. Mervina mendekati Yovan dan ia memasang wajah takjub saat melihat hasil jepretan Yovan.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang