Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca
Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗
Happy reading all ^_^
.
.
.
.
.
.
.
AMARE memerhatikan orang yang berlalu lalang untuk membereskan kecelakaan yang baru saja terjadi. Untung saja dia, dan kedua rekan kerjanya langsung menghindar jauh saat Amare menyadari ada sesuatu yang salah dengan kendaraan pengangkat barang itu.
"Bu Ame, maaf. Kami kurang teliti dan hati – hati saat memeriksa kendaraan." Ujar Ilham, selaku kepala menager untuk pemasokan bahan pangan.
"Tidak apa – apa, Pak dan yang terpenting tidak ada korban. Anda sudah membuat laporan dan melaporkan kejadian ini pada pihak yang berwajib kan?"
"Sudah Bu. Saya juga minta maaf telah merepotkan Ibu dan menunda acara sarapan Ibu dengan Pak Azhe."
"Hahahaha, tidak apa – apa. Pak Azhe pasti juga mengerti kok."
"Kalau begitu Ibu bisa meninggalkan tempat ini, biar saya dan Pak Andy yang membereskan sisanya."
"Baiklah."
Amare meminum teh hangatnya untuk meredakan rasa keterkejutannya. Tatapannya ia tujukan untuk melihat suasana ruangan itu dan keadaan ruangan itu lalu kedua mata kelabunya menatap sosok Azhevadino. Amare terkejut dengan keberadaan sosok Azhevadino yang berjalan menghampirinya saat ini. Ah, sepertinya dia sudah mendengar beritanya, gumam Amare dalam hati. Amare tersenyum saat ia melihat Azhevadino sudah berada di hadapannya.
"Astagaaa, kamu di sini ternyata." Ujar Amare
Amare melihat Azhe tidak bereaksi walaupun laki – laki itu di hadapannya. Amare pun meletakkan cangkir yang ia pegang di rak yang berada di dekatnya. Tiba – tiba saja Azhevadino memeluknya. Ia merasakan Azhevadino yang merengkuh tubuhnya dengan erat namun hati – hati. Amare melihat keadaan sekitar dan benar saja, sekarang dia dan Azhevadino menjadi tontonan bagi mereka.
"Azhe, ini di depan umum. Banyak yang lihat ih." ujar Amare dengan nada merengek.
Hubungan mereka berdua hanya beberapa orang yang tahu dan melihat CEO mereka yang berhati dingin, jutek, dan datar itu memeluk seorang gadis bahkan dengan wajah khawatirnya itu merupakan suatu hal yang langka bagi mereka. Alhasil, Amare dan Azhevadino menjadi tontonan. Bahkan tontonan mereka ini sangat menarik karena gadis yang berhasil melehkan bongkahan gunung es itu adalah salah satu pimpinan yang mereka sukai dan segani walau Amare orang yang humble.
Amare masih berada di pelukan Azhevadino, gadis itu tidak bisa berbuat apa – apa karena pastinya kekuatannya kalah dengan Azhevadino. Hah, mau berapa lama dia memeluk gue seperti ini, batin Amare. Akhirnya, Amare merasakan tubuhnya bebas dari rengkuhan itu. Ia memerhatikan Azhevadino yang sedang memandanginya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Syukurlah kamu baik – baik saja."
"Hahahaha, iya. Yang lainnya juga baik – baik saja. Yhaaa, bisa dibilang aku, Pak Andy, dan Pak Ilham memiliki raksi yang cepat dan sigap."

KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
Literatura KobiecaTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...