-[89]- THE END

20.5K 592 14
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

"AAAAAAAA!"

Sherefina, Anggi, dan Azhevadino menatap kamar lantai dua secara bersama – sama dari lantai satu. Azhevadino yang masih menyuapi Rhinvero tidak bisa bergerak sama sekali. Anggi yang sedang memasak untuk sarapan juga tidak bisa bergerak. Sherefina dengan gerakan berlari cepat menghampiri Amare saat mendengar teriakan Amare.

"Ada apa Kak?"

Sherefina menatap bingung kakak iparnya yang berdiri di depan wastafel sambil menggenggam sesuatu. Amare langsung mengacungkan benda yang ia genggam. Sherefina mendekat untuk meneliti benda tersebut dan betapa terkejutnya dia dengan tanda yang dihasilkan benda itu.

Amare dan Sherefina saling memandang satu sama lain. Pikiran mereka tiba – tiba kosong.

"AAAAAA!"

Sherefina dan Amare berteriak bersamaaan. Azhevadino yang mendengar teriakan menggelegar mereka itu sangat jengkel.

"Bun, bisa nyuapi Inver?"

"Bisa. Kamu tengok mereka. Bunda udah selesai masak."

Dengan langkah cepat dan panjangnya, Azhevadino segera menghampiri Sherefina dan Amare. Laki – laki itu mengerutkan keningnya saat melihat dua perempuan itu duduk di atas kasur dengan memandang benda yang dipegang Amare. Seperti murid yang sedang serius menekuri buku tebal pelajarannya.

Azhevadino mendekat. Ia terkejut dengan benda yang saat ini digenggam oleh Amare. Lalu laki – laki itu pun mengintip benda itu. Dua garis merah? Tanda apa itu, pikir Azhevadino bingung dengan dua garis merah yang terlihat di test pack itu.

"Kalian kenapa sih? Kesurupan?"

Azhevadino memandang kesal istri dan adik sepupunya itu. Ya. Sherefina menunda keberangkatan ke New York karena saat itu Amare tiba – tiba tidak enak badan dan gadis itu pun batal berangkat. Sherefina berdiri lalu memeluk erat Azhevadino lalu melepaskan pelukannya sambil tersenyum bahagia.

Azhevadino hanya melongo memerhatikan Sherefina yang memeluknya erat sambil tersenyum bahagia. Sherefina keluar dari kamar itu dengan berjalan sambil meloncat riang. Azhevadino menatap istrinya yang masih termangu sambil menatap test pack itu.

"Ame, ada apa, Sweetheart?"

Amare menatapnya dengan mata berkaca – kaca. Azhevadino yang melihat Amare hendak menangis itu sangat panik.

"Huhuhuhu, aku akan menjadi Bunda."

"Iya, iya. Kamu tentu saja menjadi Bunda. Eh, bukannya kamu memang udah menjadi Bunda?"

"Aku hamil." Ujar Amare sambil menyerahkan test pack itu.

Azhevadino menatap Amare dan test pack itu secara bergantian. Laki – laki itu tidak bisa berkutik sama sekali. Hatinya berbuncah bahagia dan menggelora aneh. Inikah rasanya menjadi Ayah, pikir Azhevadino.

"WAAAAAAAA!"

Sherefina terkikik geli saat mendengar teriakan Azhevadino di lantai atas. Anggi menatap bingung Sherefina dan kamar lantai dua secara bergantian. Sebenarnya ada apa sih dengan anak – anaknya ini, pikir Anggi.

"Iiiih, Ayah kayaknya jadi gila deh Aunty. Kok ikut teriak – teriak." Ujar Rhinvero sambil sesekali mengunyah saat Sherefina memasukkan makanannya.

"Ayah sama Bunda lagi bahagia banget." Ujar Sherefina sambil tersenyum lembut pada Rhinvero.

"Bahagia?" tanya Anggi

Sherefina mengangguk antusias. Hah, tidak ada berita sebahagianya ini setelah kelulusan magisternya.

"Kamu akan punya adik." Ujar Sherefina sambil mengelus pipi tembam Rhinvero.

Sepasang mata deep choco milik Rhinvero membulat sempurna saat mendengar pernyataan Sherefina, begitu pula dengan Anggi.

"Inver punya adik?" tanya Rhinvero antusias.

Sherefina mengangguk lagi. Rhinvero bertepuk tangan dengan riang gembira dan Anggi tidak berhenti tersenyum.

"Positif?" bisik Anggi.

"Dua garis. Positif, Bun." Bisik Sherefina.

Rhinvero segera berlari menuju Amare dan Azhevadino setelah menyelesaikan sarapannya.

"Ayaaaah, Bundaaaaa. Kata Aunty Inver mau punya adik. Yihuuuuuy."

Sherefina dan Anggi tersenyum geli saat melihat tingkah lucu malaikat kecil itu. Lengkap sudah kebahagiaan Azhevadino, Amare, dan juga Rhinvero serta orang – orang yang di sekitar mereka. Tidak ada drama lagi dan kisah mereka berakhir dengan happily ever after. Ah, drama untuk Sherefina belum dimulai.




TBC

.

.

.

Thank you for reading my story. Terima kasih banyak sudah mau mampir dan membaca karyaku.

Silahkan tinggalkan kesan, pesan, saran, dan kritikan kalian.

See yaa ^_^

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang