Chapter ini khusus untuk para pembaca 21+++ Harap BIJAK!!!
Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca
Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗
Happy reading all ^_^
.
.
.
.
.
.
.
AMARE terpesona dengan keindahan pantai yang ada di hadapannya saat ini, yang langsung ia dapat dari jendela kamarnya. Sepasang matanya tidak pernah lepas dari ciptaan Tuhan itu. Langitnya yang bersih dan berwarna biru langit lalu lautnya yang berwarna biru zamrud bening. Udaranya yang segar belum lagi hotel yang mereka tinggali selama bulan madu yang kelewat mewah. WOW. Inikah London? Mana yang katanya London selalu di selimuti awan mendung dan hujan?
Amare tidak pernah menyangka jika salah satu keinginannya tercapai lebih cepat dari yang ia duga, bahkan dengan orang yang sangat ia cintai saat ini. Tidak ada hadiah yang lebih indah dari ini, seorang suami yang mencintainya.
Sebuah lengan kekar memeluk posesif perut Amare. Amare menoleh pada Azhevadino yang masih memejamkan kedua matanya itu. Ia membelai lembut rambut suaminya itu. Sepertinya Azhevadino terlalu lelah dengan pergelutan panas yang mereka lakukan semalam.
Azhevadino membawa Amare ke dalam dekapannya dan menghirup dalam – dalam leher Amare. Di sana ada aroma yang selalu menjadi kesukaannya, aroman mint dan raspberry yang merupakan aroma ciri khas milik Amare, istri tercintanya. Hanya menghirup aroma itu hormon seksual Azhevadino di pagi hari ini meningkat.
Laki – laki menyesap leher Amare dengan sengaja. Amare yang tidak siap dengan perlakuan Azhevadino yang tiba – tiba itu, tidak sengaja mengeluarkan suara desahannya karena terlalu nikmat. Perlakuan Azhevadino sekarang meningkatkan hormon libidonya.
Mendengar desahan Amare, Azhevadino langsung membuka kedua matanya ia menatap sepasang mata kelabu itu dengan intens lalu ia meraup bibir soft pink itu dengan bibirnya with smoothly, slowly, and tenderly.
Hati Amare terbang ke atas saat Azhevadino memperlakukannya layaknya sebuah barang pecah belah yang rentan hancur. Ya. Amare merasa aman, terlindungi, dan cara Azhevadino memperlakukannya terasa sangat pas.
"I love you, my lovely wifey." Bisik Azhevadino di telinga Amare.
"I love you too, my sweety hubby."
Amare's POV
"Ha-"
"Lo dimana?"
"London."
"Kurang ajar, sahabat lo butuh bantuan, lo malah ke London. Nggak ajak – ajak gue juga."
"Kalo lo udah sah sama Yovan kita bisa honeymoon bareng deh. Double honeymoon."
Aku mengerutkan keningku saat aku tidak mendengar suara Vina, lawan bicaraku. Ada yang salah dengan sahabatku ini.
"Halo, Vin?"
"Huaaaaaa, pernikahan gue diundur, Ame."
Aku terdiam. Aku jadi teringat kembali kisah mitos yang dibicarakan Azhe saat pesta pernikahan kami. Hell, beneran terjadi?
"Terus? Diundur kapan?"
"Enam bulan lagi gue baru nikah. Dasar sialan."
"Kenapa bisa diundur?"
"Karyawan di tempat gue sewa buat acara pernikahan kami salah ngasih info. Ternyata waktu bulan Maret nggak bisa disewa. Bisanya di bulan Juni. Karyawan sialan. Kenapa juga baru bilang sekarang."
"Ya, untunglah, Vin. Lo juga belum nyebar undangan nikah kan?"
"Iya sih. Tapi gue yang udah nggak sabar ena – ena sama Yovan."
"Mesum lo. Lo jangan keteluran mesum deh kayak Yovan."
"Yhaaa, kan dia calon suami gue. Mau nggak ketularan gimana."
Aku terkesiap kaget saat Azhe menyesap leherku dan aku berusaha mati – mati an menutup mulutku rapat – rapat agar tidak keluar desahanku. Aku menatap tajam Azhe dan bukannya merasa bersalah, suamiku yang menunjukkan sifat jahilnya itu malah melumat habis bibirku.
"Halooooo. Ame? Lo masih di situ kan?"
Aku menjatuhkan ponselnya saat Azhe tiba – tiba mengangkatku ke atas pangkuannya dan masih membuai bibirku. Karena terlalu nikmat, aku pun tidak bisa menahan desahan yang keluar dari mulutku.
"Sialan lo, sahabat lo nelpon malah ditinggal bercinta. Awas aja lo, Me."
TUT. TUT. TUT
Aku sudah tidak terlalu fokus dengan ponselku karena aku terlalu terbuai dengan perlakuan Azhe yang membuat diriku terasa nikmat. Hah, walau enggan tapi aku sudah mempersiapkan diri untuk melakukan beberapa ronde lagi. Istri yang baik harus menurut dengan kemauan suami kan?
Mervina's POV
Gue mengerutkan kening gue saat lawan bicara gue tidak kunjung bicara. Gue menjauhkan ponsel gue dan menatap ponsel gue yang masih menyambung dengan percakapan kami. Kenapa nih anak, pikir gue.
"Halooooo. Ame? Lo masih di situ kan?" ujar gue dengan suara tinggi gue.
Kening gue semakin berkerut saat gue nggak mendapatkan respon apa – apa dari Ame. Gue pun menekan tombol loudspeaker untuk memastikan Ame nggak apa – apa. Baru saja gue menekan tombol loudspeaker. Lenguhan panjang yang biasa gue dengar di dalam blue movie terdengar sangat syahdu dan menggelora di ponsel gue.
"Aaaaaaah."
Gue nggak berani mengangkat wajah gue yang sudah gue jamin udah merah seperti kepiting rebus. Gue juga bisa menjamin kalo Yovan, Om Skylar, Tante Rhine dan Bang Aro yang berada di ruang kerja gue menatap gue. Sialan lo, Amare, rutuk gue dalam hati.
"Ehem."
Gue semakin malu saat mendengar suara dehaman Om Skylar. Mati kutu gue. Dengan gerakan cepat gue mematikan tombol loudspeaker dan gue segera masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruangan kerja gue.
"Sialan lo, sahabat lo nelpon malah ditinggal bercinta. Awas aja lo, Me." Teriak gue dengan nada kesal.
Setelah mematikan percakapan itu secara sepihak, gue memandang ponselnya dengan wajah kesal. Ingin sekali gue banting ponsel itu tapi masih baru banget jadi sayang kan?
Gue memasukkan ponsel gue ke dalam saku lalu gue merapikan rambut gue yang sedikit kusut. Gue pun keluar setelah berhasil menormalkan emosi dan ekspresi gue. Gue pun kembali menekuri pekerjaan gue dan gue masih belum berani mengangkat wajah gue karena entah kenapa suasana di ruangan gue masih mencekam dan dingin. Padahal banyak orang di sini.
"Makanya kalo udah tau mereka lagi honeymoon jangan diganggu lah." Ujar Ban Aro dengan nada mengejek.
Kembaran sialan. Nggak Ame nggak Bang Aro mereka kembaran yang sangat brengsek. Huhuhuhu, gue malu, rutuk gue dalam hati sambil tetap menekuri berkas – berkas di meja kerja gue.
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
ChickLitTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...