-[29]- Big Family Reunion

14.7K 828 3
                                    

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading AMAZHE's Loverssss

.

.

.

.

.

.

.

AMARE menatap satu per satu anggota keluarga besarnya. Ia juga tak lupa memasang senyum termanisnya. Ingin rasanya ia membanting sesuatu karena kehadiran sosok yang tidak ingin Amare ajak dalam pertemuan keluarga besarnya ini dan dengan mudahnya sosok itu menyetujui ajakan Bundanya.

"Jangan cemberut aja, Nak. Kamu ajak Azhe keliling rumah." Ujar Rhine, bibi yang sudah Ame anggap sebagai ibunya sendiri dan yang ia panggil Bunda.

"Kok jadi Ame sih, kan Bunda yang ngajak Azhe ke sini."

"Ya kan dia temanmu jadi kamu yang bertanggungjawab dong."

"Kan Bunda yang ngajak Azhe. Lagian kenapa Azhe aja sih? Kan Ame bisa ngajak Yovan sama Vina juga."

Amare mendengus kesal. Untung saja Yovan dan Vina menyetujui ajakannya. Setelah Rhine mengajak Azhevadino ke pertemuan keluarga mereka, Amare segera mengajak Yovan dan Mervina juga. Setidaknya dia tidak akan canggung sendirian jika ditinggalkan berdua dengan Azhevadino, Pak Bosnya.

Sejak kejadian beberapa minggu yang lalu tepatnya setelah Azhevadino di sidang oleh Rhine, Skylar, dan Amaro. Rhine, Bundanya itu getol sekali mendekatkan dirinya dengan Azhevadino. Lalu Eaton mau dibawa kemana dong? Kasihan kan itu juga anak orang. Nggak hanya itu, sikap dingin Rhine langsung berubah kelewat ramah jika sudah menyangkut tentang Azhevadino. Ada apa sih dengan mereka? Jangan – jangan ada yang disembunyikan nih, pikir Amare.

"Kan Bunda udah berkali – kali ketemu Yovan sama Vina, wajar dong kalo perhatian Bunda lebih ke Azhe."

Teguran Rhine menyentakkan Amare kembali dari lamunannya. Gadis itu menghela napas panjang dan tentu saja dia tidak bisa menolak titah dari Baginda Ratu Tersayangnya.

"Bun, Ame boleh tanya nggak?"

"Tanya apa Sayang?"

"Sebenarnya ibu kandung Ame tuh siapa sih? Kok Bunda yang getol banget ngurusi hidup Ame ketimbang Mama."

Amare menatap dan tersenyum sekilas saat salah satu anggota keluarganya melewatinya dan menatapnya. Amare merasa aneh karena Rhine, Bundanya terdiam dengan pertanyaan yang baru saja ia ajukan. Ada yang salah kah?

"Bun? Kok diam? Ame hanya bercanda. Jangan serius gitu ah. Smileeee." Ujar Amare sambil menarik kedua sudut bibir Rhine.

Rhine bernapas lega karena Amare tidak serius dengan pertanyaannya. Apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengutarakannya, batin Rhine.

"Bunda marah ya? Maafkan Ame yaaa. Ame nggak akan bercanda lagi deh sama Bunda."

Rhine tersenyum pada Amare. Wanita paruh baya itu tidak akan bisa marah pada Amare yang manis dan menurut ini. Tidak akan pernah bisa, yang ada justru dia harus memarahi dirinya sendiri akibat keputusannya yang bodoh. Rhine pun membelai lembut rambut Amare dan menatapnya dengan lembut.

"Bunda nggak marah kok. Sana kamu temenin Azhe."

"Hish. Azhe lagi, Azhe lagi. Bang Aro aja nggak diurusin padahal anaknya sendiri."

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang