-[73]- Amare's Past Part 2

7.4K 406 3
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AMARE dengan cekatan dan lihai memasak masakan sarapan untuknya, Amaro, Skylar, Daddy-nya dan Rhine, Mommy-nya. Aroma yang sedap dan harum menguar di dapur itu hingga ke ruang keluarga. Setelah selesai Amare meletakkan rendang, kare ayam, sayur bening, dadar jagung manis, dan juga nasi di atas meja. Bagian dapur yang menghandel adalah Amare. Daddy dan Mommy-nya sedang menata taman dan juga membersihkan daun – daun yang berguguran. Sedangkan Abangnya? Jangan tanyakan lagi, Abangnya itu, Amaro masih aja lengket dengan kasurnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Dad, Mom, sarapannya udah siap." Teriak Amare dari pintu yang menghubungkan ruang keluarga dengan taman rumah itu.

"Oke. Kamu bangunkan Abangmu itu." Teriak Skylar.

Amare mengangguk lalu ia segera menuju lantai dua dan ia pun memasuki ruangan yang memiliki pintu berwarna hitam itu. Amare menatap kesal pada sosok laki – laki yang meringkuk sambil memeluk gulingnya. Tanpa babibu lagi Amare langsung menarik guling itu namun laki – laki itu hanya bergerak sebentar dan ia sudah menemukan posisi nyamannya lagi.

"Bang, bangun dong. Bantuin Ayah sama Bunda. Sarapannya udah jadi semua."

"Hmmm..."

Amare pun mengguncang – guncangan badan Amaro dengan tenaganya. Namun laki – laki itu hanya meregangkan tubuhnya saja dan kembali meringkuk dengan mata terpejam.

"Bang Aroooo!" teriak Amare di dekat telinga Aro.

"Hmmmm..."

Laki – laki itu tetap tidak bangun. Amare melihat gelas kosong di meja yang berada di dekat kasur Amaro. Ia mengambil gelas itu lalu menuju kamar mandi untuk mengisinya dengan air keran. Amare tersenyum sinis dengan membawa gelas yang penuh dengan air dan BYUR. Tanpa merasa bersalah dan berdosa gadis itu langsung mengguyur wajah tampan kakak kembarannya itu.

"Banjiiir, banjiiir. Toloooong." Ujar Amaro sambil memperagakan gaya renang kodoknya di atas kasur tapi kedua mata laki – laki itu masih terpejam.

Amare masih kesal dengan sikap Amaro yang tidak juga membuka kedua matanya, dengan cepat Amare mengambil air lagi dan BYUR. Amare menyiramkan air itu tepat di wajah Amaro lagi. Amaro langsung terbangun dan duduk di atas kasurnya dengan mata terbuka dan terbatuk – batuk akibat air yang sebagian masuk ke dalam hidung dan mulutnya. Amarro mengeringkan wajahnya dengan bajunya lalu ia melihat Amare sedang berdiri di hadapannya dengan senyum sinisnya. Laki – laki itu, Amaro menatap kesal adik kembarannya itu.

"Kalo bangunin yang elegan sedikit apa susahnya sih? Bukan bar – bar kayak gini."

"Udah kale Bang. Lo aja yang susah dibanguninnya. Yaudah gue siram aja. Sana mandi terus ganti baju santai. Bantuin Mom sama Dad beres – beres taman. Taruh pakaian kotor lo di ranjang, biar gue cuci sekalian."

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang