-[22]- Inquiry Room

19K 1K 3
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMENT kalian guysss

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AMARE menaruh adonan kue sponge ke dalam loyang. Sudah seminggu lebih dia tidak keluar rumah semenjak kejadian Amaro yang ditinju oleh Azhevadino dan Amare menghabiskan waktunya untuk membuat berbagai macam kue dari resep yang ia inovasi sendiri. Setelah memasukkan adonan yang sudah tercetak di dalam loyang ke dalam oven, Amare mulai membuat krim dan menyiapkan topping yang akan ia hias di permukaan kue itu sambil menunggu kue buatannya matang.

"Ame." Panggil Rhine.

Amare menghentikan kegiatan menguleni adonan dasar krim dan saat ini pandangannya tertuju pada Rhine. Ia melihat Bundanya berjalan menuju dirinya dengan wajah sumringah.

"Ada apa Bun?"

"Ada Eaton."

"Iya, bentar. Ini tinggal dikit lagi."

Rhine pun menganggu dan kembali menuju ruang keluarga. Amare terkekeh geli melihat tingkah laku Bundanya, Rhine tiap kali Eaton datang berkunjung ke rumah. Yap. Tepat setelah kejadian Amaro yang dipukul, besoknya Eaton datang berkunjung karena kejadian kencan Amare dan Eaton yang kacau akibat ulah Azhevadino. Bahkan setiap hari laki – laki yang ia temui di kencan butanya itu berkunjung ke rumah Skylar dan Rhine semata – mata hanya ingin bertemu dengan Amare.

Amare melepaskan celemeknya setelah bahan krim dan topping sudah siap dan ia pun meninggalkan dapur karena kuenya belum matang. Taklupa gadis itu merapikan tampilannya sebelum bergegas menuju ruang keluarga. Kedua matanya mencari – cari sosok Rhine dan Amaro yang tadi sempat ia dengan lagi berbincang dengan Eaton. Tapi yang ia temukan di ruang keluarga hanya lah Eaton seorang.

"Lho, Bunda kemana Kak?" tanya Amare

Eaton mengalihkan pandangannya dari smartphone yang ia pegang dan mendapati Amare yang sudah duduk manis di sebelahnya.

"Tadi ada yang mencet bel pintu. Bunda lagi bukakan pintu ditemani sama Aro."

"Ada tamu?"

"Mungkin. Tapi kok nggak disuruh masuk ya tamunya daritadi."

"Masa sih? Ng-"

"Bundaaaaa!"

Amare dan Eaton mengalihkan pandangannya dan mendapati seorang anak kecil berumur kurang lebih dua tahunan berlari kecil dengan wajah sembab menuju ke ruang keluarga kediaman Skylar Nolan Marvolo.

Napas Amare tercekat saat mengenali sosok mungil itu. Semakin sosok mungil itu mendekat detak jantungnya berpacu semakin cepat. Apa yang dia lakukan di sini, pikir Amare.


Rhine's POV

Aku sedang menyimak perbincangan anakku dengan Eaton, laki – laki yang ditemui Ame di kencan buta.

TING. TONG.

Aku menatap ke arah pintu dan bertanya – tanya kenapa jam segini di waktu kerja ada tamu? Aro, anakku beranjak dari tempatnya dan aku pun mengikuti anakku setelah pamit dengan Eaton. Saat Aro membukanya, dua sosok laki – laki dewasa berdiri di depan pintu kediaman kami. Yovan dan entah siapa laki – laki dewasa asing yang berdiri di sebelah Yovan sambil menggendong seorang anak kecil kira – kira berumur kurang lebih dua tahun. Anak kecil itu sepertinya habis menangis dan masih seseunggukan walau tidak menangis kencang. Ada apa ini?

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang