-[45]- The Gadfly

10.5K 630 8
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

LAKI – LAKI itu melihat gadis itu tertawa bahagia. Entah mengapa dia merasa kesal karena gadis itu tertawa begitu lepasnya dengan laki – laki lain bukan dirinya. Awalnya dia mengunjungi wahana ini untuk menambahkan bahan di blognya. Ia mengambil beberapa foto dengan kamera DSRL miliknya yang sudah dilengkapi dengan penutup anti airnya. Lalu saat di tengah jalan ia melihat gadis itu dan entah dorongan dari mana dia mengikutinya dengan laki – laki lain yang menemani gadis itu dan tak lupa ada anak kecil juga yang menemani gadis itu. Dia bahagia, sangat bahagia sehingga mengingatkannya dengan kenangan awal mereka pacaran. Laki – laki itu pun akhirnya mendekati gadis itu. Setidaknya ia ingin memastikan sesuatu dari gadis itu.

"Permisi."


Amare's POV

"Permisi."

Gue menoleh dan betapa kagetnya gue melihat laki – laki yang sangat familiar itu. Apa maunya laki – laki ini, gumam gue dalam hati.

"Wah, temen kamu lagi, Sweetheart." Ujar Azhe dengan nada tajam.

Gue melihat wajah Azhe yang berubah jengkel. Rusak sudah suasana bersenang ria yang telah kami ciptakan tadi. Gue melirik Inver yang nampak diam aja sejak kedatangan laki – laki sialan itu. Merusak suasana aja.

"Oh, hai. No. Lo ternyata juga di sini."

Lo lagi, lo lagi, Vino, rutuk gue dalam hati. Dari sekian banyak tempat wisata di Singapura kenapa harus ketemu dia di sini sih.

"Iya. Gue lagi ngambil beberapa foto. Boleh ngambil foto kalian kan? Tadi gue juga sempat ngambil beberapa foto dari keluarga lain."

"Oh, blog lo masih aktif?"

Well, gue tanya hanya sekedar buat basa basi nggak lebih. Lagi pula gue nggak mungkin kan diam aja kayak Azhe dan Inver.

"Iya."

"Gimana Darl? Mau foto bersama?" tanya gue pada Azhe yang gue yakin kekasih gue ini diam aja sambil memandangi Vino dengan tatapan tajamnya.

"Boleh dong, Sweetheart. Apa sih yang nggak buat kamu." Ujar Azhe.

Gue terkekeh geli saat melihat wajah pede khas milik Azhe. Dasar.

Gue memerhatikan Azhe mendekat ke arah gue lalu memeluk pinggang gue walaupun ban apung menghalangi mereka, sekilas gue melihat Azhe yang nggak kesusahan memeluk pingging gue.

"Bundaaaa, aku juga ikut?" rengek Inver

"Iya dong, masa anak Bunda sama Ayah nggak ikut sih." Ujar gue sambil tersenyum geli melihat Inver yang sedang merengek dengan wajah lucu dan polosnya.

"Inver mau di tengah."

"Baiklah, tapi hati – hati ya." Ujar gue sambil terus memerhatikan Inver.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang