-[86]- A Guest

12.4K 472 1
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

AMAREE menatap lekat – lekat gadis yang saat ini sedang duduk manis dengan Rhinvero. Bahkan Rhinvero kelihatan sangat akrab dengan gadis asing itu. Amare ingin menanyakan perihal siapa gadis itu tapi ia tidak menemukan Anggi, mertuanya di mana pun. Ingin menghampiri gadis itu, ia takut merusak suasana.

"Bundaaaaaa!"

Amare terkesiap kaget saat mendengar Rhinvero memanggilnya dan berlari kecil ke arahnya. Gadis itu menatap Amare dengan kening berkerut lalu ia tersenyum manis pada Amare.

"Waaaah, nggak nyangka Kak Azhe dapet cewek yang cantik banget." Ujar gadis itu tersenyum pongah dan mengerling jahil ke Azhevadino lalu ia mengamati Amare dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Awwwww."

Gadis itu mengusap pundaknya karena baru saja dipukul dengan gulungan koran oleh Azhevadino, suami tercintanya. Gadis asing itu menatap kesal ke arah suaminya, Azhevadino. Dengan cepat gadis asing itu merebut gulungan koran itu dan memukulkannya pada Azhevadino bertubi – tubi. Amare dibuat melongo dengan kelakuan mereka berdua, seorang gadis asing yang belum tahu Amare ketahui identitasnya dan Azhevadino, suami tercintanya.

"Maklum, udah dari dulu mereka kayak Tom and Jerry."

Amare menatap Anggi yang sekarang berdiri di sebelahnya sedang tertawa geli sambil menatap gadis asing itu dengan Azhevadino. Sedangkan Rhinvero memilin rambut Amare yang sudah panjang dalam gendongan Amare tanpa menggubris keributan yang terjadi di hadapannya.

"Dia siapa, Bun?"

"Sherefina. Adik sepupunya Azhe. Anak dari adik kembarku."

"Anaknya Om Zhevan?"

"Si bungsunya Zhevan. Yhaaa semenjak Zheva meninggal, Sherefina yang selalu menemani Azhe kemana – mana, kadang nemenin Azhe yang labil dan kadang bantu Bunda ngasuh Inver dari Inver masih bayi baru lahir. Tapi setelah Inver beranjak satu tahun, Sherefina jarang ke sini lagi."

"Kenapa?"

"Dia itu kayak Azhe, kalo ada masalah selalu dipendam sendiri. Sepertinya dia punya masalah. Keluarganya tidak terlalu peduli padanya, makanya dia lebih dekat sama Bunda, Azhe, dan Zheva, juga Aaron."

"Bundaaaa, Kak Azhe ih. Sher udah lama nggak ke sini malah dijahili."

Gadis asing baru saja Amare ketahui namanya, Sherefina bersembunyi di balik tubuh Anggi sambil menatap Azhevadino dengan tatapan tajam dan jengkel.

"Kamu kenapa nggak dateng ke acara pernikahan kakak sepupumu yang ini hah?" tanya Azhevadino dengan nada dingin.

"Aku lagi ada meeting kakakku tersayang. Dad bolehin Sher nggak datang kok. Kan sebagai gantinya Dad sama Mom datang. Aku juga udah ngirim kue pernikahan lho, Kak. Masih dendam aja. Pamali lho"

Amare membelalakan sepasang matanya. Jadi kue yang wah dan mewah itu hadiah dari gadis ini, pikir Amare.

"Alah pasti kamu beli bukan buat sendiri."

"Enak aja, aku buat sendiri tau dengan s.u.s.a.h.p.a.y.a.h. Bela - belain datang ke Indo dua hari sebelum pernikahan Kakak sama Kak Ame. Terus besok malamnya ngelembur. Saksinya Bunda noh."

"Iya Bun?" tanya Azhevadino yang tatapannya sekarang beralih ke Ibunda Tercintanya, Anggi.

"Iya, Azhe. Udah ah, jangan gangguin Sher. Dia baru sampai juga belum istirahat. Tadi waktu datang sama Inver udah diajak main."

"Tuh, Sher nggak bohong kan? Iya kalo kamu, Kak. Kak Ame malam ini harus tidur sama aku, biar aku bocorin masa kelam Kakak. Oh iya, Kak Ame, kenalin aku Sherefina biasa dipanggil Sherry atau Sher."

Amare hendak mengulurkan tangannya namun tidak jadi karena Sherefina langsung memeluknya.

"Kak, Sher kasih tau ya. Kak Azhe itu sebenarnya diam – diam punya secret ad- hmmmmppphhh."

Azhevadino langsung membekap mulut Sherefina sebelum rahasia kelamnya dibocorkan oleh Sherefina, adik sepupu tertengilnya kepada Amare. Bisa – bisa harga dirinya yang sudah ia bangun tinggi – tinggi langsung jatuh tak berbentuk di mata Amare-nya. Laki – laki itu segera membawa Sherefina menjauh dari Amare dan Amare melihat mereka berdua lagi – lagi sedang bercekcok ria. Amare menggeleng – gelengkan kepalanya melihat tingkah laku mereka berdua.

Tanpa berpikir panjang, Amare, Rhinvero dan Anggi meninggalkan kakak adik sepupu itu untuk makan siang. Biar saja Azhevadino dan Sherefina bercekcok ria sepuas mereka.




TBC...

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang