-[26]- A Mother's Orison

16.5K 897 8
                                        

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaa plus minta tolong REKOMENDASIKAN ini cerita yaa ^_^

Happy reading AMAZHE's Loverssss

.

.

.

.

.

.

.

AMARE mengambil alih pekerjaan Anggi. Saat ini Anggi menatap takjub Amare yang sangat cekatan di dapur bahkan sepertinya gadis itu tidak perlu membutuhkan bantuan. Sebelumnya Anggi berniat memasak omelete tapi hasil karyanya tidak bagus dan omelete buatannya menjadi gosong. Jujur saja, Anggi tidak terlalu bisa memasak dan pembantunya sedang keluar tadi membeli bahan makanan karena Azhevadino meminta untuk dimasakkan.

"Bunda baru tahu kalo kamu pekerja keras tapi juga pintar memasak?"

Amare tersenyum mendengar pertanyaan Anggi dengan nada kagumnya. Well, karena dia sudah hidup mandiri dari SMA dan dia juga hobi memasak jadi memang memasak sudah menjadi kegiatan kesehariannya.

"Ck, sekalinya dapet. Azhe langsung dapat kualitas yang bagus." Ujar Anggi lirih.

Amare menatap bingung Anggi. Tentu saja gadis itu bisa mendengar ucapan Anggi walau selirih apa pun karena sekarang mereka hanya berhadapan saja.

"Bundaaaaa!"

Amare dan Anggi menoleh ke sumber teriakan itu. Mereka tersenyum saat melihat Rhinvero menghampiri dapur dengan wajah cemberutnya. Pasti Azhe lagi menjahili Inver, batin Amare dan Anggi.

"Bunda, Ayah nakal. Gendong."

Rhinvero merentangkan kedua tangan mungilnya sambil berlari kecil menuju Amare. Anggi tersenyum bahagia melihat kejadian hangat yang terjadi di rumahnya yang mulai dingin ini. Memang cucunya yang satu ini tidak salah memilih calon ibunya.

"Sama Eyang aja ya?"

Rhinvero menggeleng keras sambil mempererat tubuhnya ke tubuh Amare. Amare hanya tersenyum geli lalu menciumi wajah Rhinvero dan dengan mudahnya malaikat kecil itu kembali tertawa.

"Bunda, Bunda, ini apa?"

"Itu?" tanya Amare sambl menunjuk ayam yang sudah ia rendam dengan air garam.

"He eum." Ujar Rhinvero sambil mengangguk – anggu lucu.

Iiiih, gemes banget.

"Ayam, sayang. Inver mau Bunda masakin apa?"

"Kare ayam. Inver suka kare ayam."

"Okei, terus kalo makanan manisnya suka apa?"

"Pudding coklaaaat." Ujar Rhinvero dengan antusias.

Anggi dan Amare terkekeh geli saat melihat Rhinvero yang antusias. Anggi menatap lekat – lekat Amare dan dia berdoa dalam hati semoga Tuhan memberikan Amare sebagai jodohnya Azhevadino.

"Ehem."

Kedua wanita beda generasi itu menoleh lagi dan memerhatikan Azhevadino yang tersenyum tipis lalu berjalan mendekati pantrie dapur.


Azhevadino's POV

Gue tersenyum lagi saat melihat Inver yang terlihat sangat bahagia dan sangat antusias. Gue melihat Bunda yang juga sangat bahagia dengan kehadiran Ame. Gue nggak pernah membayangkan rumah ini terasa hidup kembali semenjak kematian ibu kandung Inver. Kejadian satu tahun lalu itu benar – benar masih membekas di pikiran gue.

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang