Kali ini AMAZHE udah gue rombak habis - habisan jadi ada banyak perubahan di judul maupun isinya. Jangan lupa vote dan komennya yaaa. Enjoy your reading :)
AMARE memegang kepalanya yang sangat pusing itu sambil bangun perlahan – lahan. Kepalanya saat ini seperti dihantam palu berkali – kali sampai gadis itu mengerang kesakitan. Amare mengedarkan pandangannya dan keningnya berkerut saat ia tidak mengenali ruangan yang ia tempati. Samar – samar ia mengingat kejadian semalam dan gadis itu hanya menghela napas panjang. Tapi dia masih belum tahu siapa yang membantu Clara untuk memapahnya ke sini. Terakhir yang ia ingat adalah saat Clara mengambil ponselnya entah untuk menghubungi siapa.
"Lo udah bangun?" ujar suara bariton dari sosok yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Yovan? Lo bagaimana bisa di sini? Ini dimana?" tanya Amare.
Amare sangat kaget saat mendapati Yovan berada di tempat ini. Ah, jadi Yovan yang bantu Clara buat bawa gue ke sini, batin Amare.
"Kamu di apartemenku, Ame. Kamu tidak mungkin pulang ke rumah orang tuamu dalam keadaan mabuk apalagi meninggalkanmu sendirian di apartemen tercintamu itu." Ujar Clara
Clara masuk sambil membawa nampan yang berisi sop ayam yang ia buat dan obat anti pengar yang baru saja Yovan beli pagi – pagi buta tadi. Amare yang menyadari kehadiran Clara hanya bisa menyengir lebar dengan tampang tidak berdosanya.
"Lo nggak ngasih tau ke Kak Aro kan, Ra?"
"Sudah kubuling kan, Van. Dia masih tidak waras." Ejek Clara.
Amare cemberut mendengar ejekan Clara tapi memang ia akui jika dirinya sudah ngga waras karena telah berani – beraninya menenggak minuman laknat itu. Yovan yang sejak tadi memperhatikan interaksi kedua perempuan itu hanya tersenyum geli. Setidaknya Amare sudah tidak begitu bersedih dan ia yakin jika Amare akan perlahan – lahan melupakan Mervino dan mencari pengganti Mervino yang baru.
"Kurasa kamu tau, jika baik Yovan maupun aku tidak akan berani memberitahu Aro. Kamu tau sendiri kan bagaimana sifat temperamen Aro yang jelek itu saat dia emosi." Ujar Clara yang dibalas Amare dengan mengangguk membenarkan perkataannya.
"Kamu makan supku dulu lalu minum obat ini. Setelah itu mandilah." Lanjut Clara
Amare memeluk Clara dengan erat. Ia tidak tau bagaimana lagi untuk membalas budi pada Clara kali ini. Baginya Clara sudah seperti kakaknya sendiri dan dia sangat merestui jika Clara menjadi kakak sepupu iparnya.
"Terima kasih. Gue akan menjadi orang pertama yang membentengi kalian saat ada orang lain yang menentang hubungan lo sama Kak Aro."
"Simpan saja bualanmu itu, Ame. Sekarang lebih baik kamu menata hatimu dulu."
"Menata hati?"
"Aku dan Yovan sudah tau alasan kamu mabuk seperti itu. Sepanjang perjalanan menuju apartemenku kamu selalu menyumpahi Vino dengan sumpahan serapahan rendahanmu."
Amare tertawa keras. Benarkah? Dia tidak menduga jika dirinya bisa menyumpahi laki – laki brengsek itu dalam keadaan mabuk. Sepertinya banyak hal menarik yang telah dia lakukan saat mabuk
"Mungkin kejadian yang lo alami juga akan membuat Vina terpuruk." Ujar Yovan
Mervina, sahabat paling dekat yang selalu Amare panggil dengan panggilan Vina. Ah, dia hamper saja melupakan sahabatnya itu. Amare semakin menyesali perbuatannya karena ia telah gelap mata saat Mervino memutuskan pertunangannya. Sepertinya sebelum dia tahu soal putusnya pertunangan Mervino dan dirinya, Amare harus segera memberitahu Mervina terlebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZHE
ChickLitTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #1st SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since March 2019 "Bundaaaaa!" Ame hampir terjengkang saat seorang malaikat mungil nan imut menghambur ke arahnya dan memelukn...