-[12]- The Blind Date

25.3K 1.5K 15
                                        

Teruntuk AMAZHE loveeersss yang setia menunggu

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian ^_^

.

.

.

.

.

.

.

SEORANG laki – laki berbalut setelan jas navy memasuki restoran Luminor. Dia telah disuruh ibunya untuk menemui seseorang dan dia juga yakin ini pasti kerjaan ibunya yang entah keberapa kali ingin menjodohkannya dengan anak dari teman – teman arisannya. Laki – laki itu menghela napas panjang, Ini sudah entah kencan buta yang keberapa kali yang telah laki – laki itu lakukan. Namun tidak ada satu pun gadis yang membuat hatinya terpesona, menyentil hatinya saja tidak bisa.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Reservasi atas nama Deanda Melissa Scaccia."

"Silahkan ikuti saya Tuan."

Laki – laki itu mengikuti pramuniaga yang menuntunnya menuju tempat reservasi dan di saat itu sepasang mata coklat madunya melihat seorang gadis berbalut navy dress selutut duduk di tempat reservasinya. Rambut gadis itu digerai begitu saja dan memakai sebuah jepit bunga tulip di sisi kiri rambutnya. Tak lupa sling bag khaki tergantung pada sandara kursi gadis itu. Flat shoes khaki membalut kedua kaki indah milik gadis itu. Saat itu gadis itu sedang menunduk sambil memainkan ponsel milik gadis itu.

Kedua mata coklat madu laki – laki itu tidak bisa teralihkan dari sosok gadis yang ada di hadapannya. Tanpa ia sadari, laki – laki itu tersenyum pada gadis asing yang ada di hadapannya. Padahal ia tidak pernah memberikan senyum tulusnya untuk seorang perempuan mana pun kecuali keluarganya. Tidak bisa ia jelaskan perasaan aneh yang tiba – tiba menjalar di hatinya. Ya. Laki – laki itu, Andreas sangat menyukai gadis yang ada di hadapannya pada pandangan pertama.

"Tuan, tempat Anda bersama dengan Nona itu. Apakah saya perlu mengantar le-"

"Tidak usah, biar saya saja yang menyelesaikan sisanya. Terima kasih dan tolong segera antarkan pesanannya."

"Baik, Tuan."

Andreas segera mendekati meja makan itu setelah pramuniaga yang mengantarnya. Andreas berdeham dan ia tidak berkutik sama sekali saat sepasang mata coklat madunya ditatap intens oleh sepasang mata kelabu milik gadis itu.

"Miss Marvolo?"

"Ah, iya. Andreas Eaton Scaccia?"

"Ya, itu saya."

Gadis itu, Amare bernapas lega. Akhirnya orang yang harus ia temui secara paksa muncu juga setelah ia menunggu selama 1 jam lebih. Karena dia telat, gue bisa ngadu ke Bunda dan perjodohan pun dibatalkan, hahahaha, pikir Amare.

"Silahkan duduk, Tuan Andreas Eaton Sca-"

"Panggil satu kata dari nama saya saja."

"Eaton?"

Andreas terkejut dengan panggilan yang diberikan oleh Amare. Pasalnya, selain keluarganya tidak ada yang pernah memanggilnya dengan nama panggilan Eaton, orang lain selain keluarganya selalu memanggilnya Andreas atau Andre.

"Boleh. Kalau Anda?"

"Ame, panggil saya Ame saja."

"Baiklah, Ame. Saya minta maaf karena datang terlambat."

AMAZHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang