SATU

28.9K 782 6
                                    

Naura membuka matanya seketika dengan napas yang memburu dan manik coklat terangnya mengkilat khawatir. Perlahan, Naura menegakkan tubuhnya dan bersandar pada kepala ranjang sembari mengusap wajahnya yang dipenuhi keringat.

Mimpi itu ternyata masih muncul didalam tidurnya. Mimpi buruk yang sudah lama menghantuinya, bahkan jika tak salah mengingat mimpi itu sering muncul sejak 5 tahun yang lalu. Selama ini pula dia bertanya-tanya apa maksud dari mimpi itu karena baginya mimpi itu bukan hanya sebuah bunga mimpi yang kebetulan hadir didalam tidurnya. Tapi mimpi itu pun bukan pula sebuah memori atau kejadian yang pernah dialaminya. Lalu kenapa mimpi buruk itu sering muncul dan menghantui alam bawah sadarnya?

"Astagfirullah." Sebuah kerikil tiba-tiba mengenai kepalanya. Dengan cepat dia menatap kearah jendela dan menatap tajam seorang pria yang tengah menertawainya. "Kevin!!"

Kevin tertawa keras, menghiraukan tatapan tajam Naura. "Bangun nona muda. Kau tidak merasa malu pada ayam yang sudah bangun sejak subuh tadi?"

"Terserah!" Naura turun dari ranjang, berjalan mendekati Kevin yang sudah mendudukan tubuhnya di kusen jendela. "Tidak sopan mengintip kamar seorang gadis, kau tahu? Bagaimana jika ada orang lewat dan menimbulkan fitnah?"

"Kita bukan di Indonesia sekarang jadi tidak akan ada orang yang seperti itu." Kevin tertawa kecil. "Lagipula aku penasaran kenapa nona mudaku tidak keluar kamar pagi ini. Ternyata masih tidur. Pukul berapa kau tidur semalam?"

"Setelah subuh." Naura menyandarkan tubuhnya pada kusen jendela.

Kevin menjitak kepala Naura yang selalu tertutupi jilbab itu, "Kau harus menghilangkan kebiasaan burukmu itu. Kalau kau sakit bagaimana?"

Naura mengedikkan bahunya, matanya menatap pemandangan kota Interlaken di hadapannya. "Tidak akan ada yang peduli juga."

Kevin terdiam beberapa saat mendengar ucapan spontan Naura. Dia tahu Naura hanya bermaksud bercanda, tapi dia juga tahu bahwa itu dari dalam hatinya. "Aku dan semua bodyguard disini yang peduli."

"Hei." Naura menatap Kevin geli. "Aku hanya bercanda. Aku tahu banyak orang yang peduli padaku."

"Tapi setiap yang kau ucapkan itu..."

"Kenapa kau memakai baju ini?" Naura memperhatikan pakaian bela diri yang dikenakan Kevin untuk mengalihkan obrolan mereka. Dia tahu apa yang akan diucapkan Kevin dan pasti akan mengubah suasana, jadi lebih baik dia mengalihkan pembicaraan pada hal lain.

"Itu tujuan utamaku kemari sebenarnya." Kevin turun dari jendela dan menegakkan tubuhnya. "Kita mengadakan pertandingan bela diri pagi ini dan aku ingin kau bergabung. Lebih tepatnya kami ingin kau bergabung. Kapan lagi olahraga di pagi hari dengan udara sesegar ini?"

Naura tertawa kecil, "Oke, aku ikut. Aku akan ganti pakaian dulu dan menyusul."

Kevin mengangkat tangannya hormat, "Siap laksanakan. Kehadiran nona muda sangat ditunggu oleh kami."

"Pergi kau!" Naura melempar botol plastik di dekatnya pada Kevin yang sudah berlari sambil tertawa keras.

Selepas berganti pakaian, Naura segera menuju halaman samping yang ternyata sudah dipenuhi oleh seluruh bodyguard dan pelayan yang berniat menonton pertandingan bela diri yang Kevin katakan tadi. Ditengah lapangan kecil berumput Kevin tengah berdiri menatapnya menantang.

"Pagi, Naura." Sapa sebuah suara yang sudah sangat dikenalnya. Naura tersenyum menatap Ben yang kini merangkulnya dan menuntunnya ke tengah lapangan.

"Kau tidak bilang akan mengadakan pertandingan pagi ini, paman Ben."

"Ini semua rencana The K2-mu itu. Kami semua disini juga datang karena rencana dadakan mereka." Balas Ben. Sedikit sebal saat menyebutkan kedua inisial bodyguard yang menjaga Naura, Kevin dan Kenzo. Dua orang kembar beda orang tua, namun sama-sama menyebalkan dan berbakat.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang