DELAPAN PULUH DELAPAN

8.4K 363 1
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

____________________________________

Setelah menangis semalaman kemarin, hari ini Naura berjanji pada dirinya sendiri untuk tak menangis lagi. Dia sudah bertekad untuk menjadi menjaga anak-anaknya lebih baik lagi seperti permintaan Celo pada surat tersebut. Dia yakin jika Celo akan kembali padanya secepatnya, dan pada saat itu tiba dia ingin menyambut suaminya sebagai istri yang luar biasa.

Celo saat ini tengah pergi untuk sementara waktu, untuk memulihkan dirinya sendiri meskipun dia merasa sakit saat Celo memilih melakukannya sendiri. Tapi dia berusaha mengerti semua itu, karena dia yakin rasa cinta Celo padanya-lah yang membuat keputusan ini. Celo selalu ingin membahagiakannya, apapun yang terjadi, termasuk mengorbankan dirinya sendiri. Dan saat ini, hal itulah yang tengah dilakukan Celo.

Naura merapikan riasannya sekali lagi sebelum keluar dari dalam kamar. Hari ini dia akan pergi mengantar Riana ke bandara bersama Rizi. Untuk beberapa tahun kedepan, Riana akan menetap di luar negeri untuk menjalankan tugasnya, sehingga hari ini mereka sepakat untuk mengantarkan Riana langsung ke bandara. Rizi pun sepertinya sangat antusias mengantar bundanya ke bandara, dan sudah menelpon kakek dan neneknya sejak semalam.

"Mama ayo!" teriak Rizi dari ruang tamu.

Naura berjalan mendekati putranya, "Iya, ayo sayang." ajaknya.

Rizi berlari cepat menuju keluar rumah, membuat Naura menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Diluar Kevin dan Kenzo sudah siap di depan mobil. Kedua tangan Kenzo seketika terangkat saat Rizi berlari kearahnya. Kenzo membawa Rizi kedalam gendongannya, tertawa lepas saat menciumi leher Rizi yang harum bedak bayi.

"Hei boy, jangan berlarian terus. Kau bisa terjatuh." katanya.

Rizi hanya tertawa didalam gendongan Kenzo, lalu masuk kedalam mobil bersama Naura. "Dengarkan apa kata uncle Kenzo." ucap Naura, dan Rizi hanya mengangguk.

Kevin mulai melajukan mobil menuju bandara dan sesampainya disana, mereka segera menemui Riana yang sudah menunggu di depan pintu keberangkatan. Riana tersenyum lebar menatap Naura dan Rizi yang menghampirinya.

"Assalamualaikum." Naura memeluk Riana.

"Waalaikumsalam." Riana balas memeluk. "Harusnya kau banyak istirahat, Nau." katanya setelah melepaskan pelukannya.

Naura tersenyum menatap Riana, "Aku baik-baik saja, kak." balasnya, kemudian menyalami orang tua Riana.

Riana menatap kearah Rizi, tersenyum lebar saat memangku Rizi. Rizi memang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari anak seusianya, namun hingga saat ini Riana masih kuat mengangkat tubuh putra kecilnya. Riana memang sangat jarang bertemu dengan Rizi sejak dulu, itu semua dikarenakan pekerjaannya yang selalu memakan waktu sangat lama. Banyaknya penyelidikan, dan tugas penyamaran yang harus dilakukannya, membuatnya tak bisa menyaksikan perkembangan Rizi secara langsung. Orang tuanya selalu mengirimkan foto atau video Rizi setiap harinya jika dia sedang dalam misi penyelidikan. Dan melihat Rizi semakin besar dan tampan, membuatnya sangat bahagia apalagi kini Rizi sudah berkumpul dengan keluarga kandungnya.

"Bunda kapan akan pulang lagi?" Rizi sudah terbiasa ditinggalkan oleh Riana untuk bekerja dalam waktu yang lama, sehingga dia tidak merasa sedih sedikit pun. Rizi sangat tahu seperti apa pekerjaan bundanya, dan dia mengerti jika ada orang jahat yang harus ditangkap bundanya setiap saat.

"Mungkin 3 tahun lagi." balas Riana.

Rizi menatap Riana. "Berarti bunda tidak akan melihat adek bayi Rizi lahir?"

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang