Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story.. :)
_____________________________________
Celo terbangun tepat pukul sepuluh malam, dengan kondisi kamarnya yang gelap gulita, sehingga beberapa kali dia harus mengerjabkan mata untuk membiasakan penglihatannya. Dengan masih menguap, kemudian dia mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Naura yang tidur membelakanginya, mengecup pelipis dan pipi istrinya lembut, lalu mengangkat perlahan kepala Naura agar dia bisa menarik tangannya yang sejak tadi dijadikan bantal.
"Dingin?" Celo bertanya pada Naura yang tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan memeluknya.
Naura mengangguk tanpa membuka matanya. Kemudian Celo menarik selimut hingga menutupi pundak polos istrinya dan kembali mendaratkan ciuman lembut di pelipis istrinya.
"Aku akan mengambil makanan untuk kita dulu." katanya. Tapi bukannya melepaskan pelukannya, Naura malah semakin mempererat pelukannya pada Celo, bahkan kepalanya asyik menyelinap kedalam ceruk leher Celo.
"Kita harus makan malam, sayang. Dan kau juga harus minum obat dulu." Celo mengusap rambut Naura perlahan. "Setelah itu kau boleh tidur lagi."
Perlahan Celo menuruni ranjang dan menegakkan tubuhnya setelah Naura melepaskan pelukannya. Celo tersenyum menatap Naura yang bergelung dengan selimut seperti ulat. Kemudian dia segera melangkah menuju walking closet, mengambil baju dan dengan cepat memakainya. Celo melangkah keluar kamar menuju dapur untuk mengambil makanan dan air minum agar Naura bisa meminum obatnya.
"Selamat malam, tuan." sapa seorang pelayan yang kebetulan tengah membersihkan dapur. "Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.
"Bisa siapkan makanan untukku dan Naura?" Celo mendudukan tubuhnya diatas kursi pantry.
Pelayan tersebut mengangguk. "Bisa tuan. Akan saya siapkan sekarang." katanya, kemudian mulai menyiapkan makanan.
Celo hanya duduk sambil memainkan ponselnya, memeriksa beberapa email yang dikirimkan Herwit kepadanya. Kepalanya mendongak saat terdengar suara Kenzo yang menyapanya.
"Malam, Ken." balasnya, kemudian kembali memainkan ponselnya.
"Ouh ya, saya tidak melihat nona Naura saat makan malam tadi, apa terjadi sesuatu?" tanya Kenzo.
Ya, terjadi sesuatu yang panas jika kau ingin tahu. Batin Celo.
"Tidak, dia hanya tidur cepat saja malam ini." balasnya.
Kenzo mengangguk. "Syukurlah, tuan. Saya kira nona Naura sakit lagi." balasnya terdengar lega. "Tapi tidak biasanya nona tidur cepat? Apa nona minum obat tidurnya lagi?" Sebenarnya pertanyaan itu terlalu sensitif baginya karena seperti ingin ikut campur terlalu dalam dengan urusan Naura. Tapi dia sangat penasaran saat mendengar Naura bisa tidur lebih cepat karena itu bukanlah kebiasaan Naura, setidaknya itulah yang beberapa tahun ini terjadi.
"Maaf, tuan, saya terlalu banyak bertanya."
Celo menggeleng. "Tidak apa, Ken." katanya sambil menatap Kenzo bingung. "Naura sering mengkonsumsi obat tidur? Memangnya dia memiliki gangguan tidur?"
"Beberapa tahun ini pola tidur nona terganggu. Seringkali nona mengalami insomnia sehingga baru bisa tidur setelah subuh atau bahkan menjelang siang. Sehingga nona memutuskan untuk meminum obat tidur agar bisa tidur cepat." Jelas Kenzo. "Itu kenapa saya merasa heran saat tuan bilang nona sudah tidur."
"Ahh, dia hanya kelelahan saja, jadi dia bisa tidur cepat tanpa harus minum obat tidur." balas Celo setengah berbohong. Tapi memang Naura kelelahan karena apa yang dilakukannya tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...