TIGA PULUH TIGA

7.8K 364 6
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story.. :)

_______________________________________

"Pelan-pelan, kak." Naura meringis pelan.

"Sakit?" Celo menatap Naura tak enak. "Sabar sayang, sedikit lagi."

Naura kembali meringis, "Kak pelan-pelan geraknya." protesnya.

"Iya sayang, maaf." balas Celo. "Harusnya aku bisa lebih berhati-hati tadi, jadi kau tidak akan terluka seperti ini." lanjutnya, terus mengoleskan salep pada luka lebam di pundak kiri Naura.

"Luka kakak lebih parah dariku." balas Naura, menatap Celo dari balik bahunya. "Ini hanya luka kecil kak, jangan terlalu mengkhawatirkanku."

Celo menghela napasnya, tak bisa lagi mendebat istrinya. "Maafkan aku karena tidak bisa melindungimu." sesalnya.

Naura tersenyum, "Kenapa minta maaf? Itu murni sebuah kecelakaan, jadi bukan salah kakak atau siapapun. Lagipula kondisi jalan itu memang selalu licin saat hujan."

"Seharusnya aku tidak meminta kalian melanjutkan perjalanan."

"Aku juga kan yang mengajukan untuk melanjutkan perjalanan menembus hujan."

"Ya, tapi kan seharusnya..."

"Kak." Naura seketika menegakkan tubuhnya, menatap Celo tajam. "Sudah kubilang tidak masalah. Aku baik-baik saja, dan ini.." dia menunjuk lebam di pundaknya. "Yaampun, ini hanya luka kecil yang bahkan tak terasa sakit sama sekali."

Celo terkekeh pelan menatap wajah istrinya yang memerah menahan amarah. "Iya, iya, sayang." balasnya sambil mencubit pelan pipi Naura yang mengerucutkan bibirnya. "Menggemaskan sekali istriku ini. Jangan marah-marah ya sayang, ini sudah malam, tidak enak jika di dengar orang lain."

Naura mendengus, "Suruh siapa kakak membuatku kesal." kemudian dia kembali membaringkan tubuhnya, diikuti Celo yang kini membawa dia kedalam pelukannya. Beberapa kali Celo mencium keningnya lembut sambil terus mengusap lengannya yang polos.

"Kau sering datang kemari?" suara dalam Celo mengalihkan perhatiannya.

Naura mengangguk, "Setiap liburan semester aku akan datang kesini."

"Bersama the K2-mu?"

"Tentu saja." Naura terkekeh. "Mereka tidak akan pernah melewatkan seharipun tanpa mengganggu hidupku, dan membuatku bahagia."

Celo tersenyum, "Mereka benar-benar menyayangimu melebihi apapun." balasnya, menatap ke langit-langit kamar. "Bahkan orang asing akan mengira bahwa mereka menyimpan perasaan lebih padamu, sebagai seorang pria pada wanita."

"Ya, mungkin saja." Naura kini menghadapkan tubuhnya kearah Celo dan memeluk suaminya. "Bahkan teman-temanku banyak yang mengira jika aku berpacaran dengan Kevin di satu waktu dan dengan Keno di waktu yang lainnya."

Celo ikut tertawa pelan, menatap wajah istrinya yang terlihat lucu dengan berbagai ekspresi di wajahnya. "Benarkah?"

Naura kembali mengangguk, "Ah, dan kakak tahu? Sebenarnya pak Raga sering menggodaku dengan mengatakan Kevin atau Kenzo adalah pacarku sejak dulu. Aku tidak habis pikir kenapa ada pria seperti itu di dunia ini?"

Celo kembali tertawa, "Aku juga tak habis pikir kenapa bisa bersaudara dengannya."

"Tapi menurutku pak raga orang yang baik, hanya saja sikapnya yang eksentrik itu sangat menyebalkan."

"Aku setuju untuk itu." Celo semakin mengeratkan pelukannya. "Kau terlihat sangat dekat dengan pak Koswara dan bu Aisyah, maksudku lebih dekat dari sebelum mereka mengundurkan diri dari kediaman Martanegara."

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang