Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
____________________________________________
"Rizi?"
"Iya, Naura. Anak yang dibawa Marata saat itu aku yang mengurusnya, dan itu adalah Rizi."
Jantung Naura berdetak semakin kencang mendengar semua pernyataan Riana. Jika Rizi adalah anak yang dibawa Marata, maka kemungkinannya Rizi adalah putranya. Dia masih mengingat jelas jika dia memang benar-benar memberikan putranya pada wanita itu. Dan wanita itu pun memiliki nama yang sama seperti bayi yang dibawanya.
"Maksudmu anak Naura masih hidup? Dan ada bersamamu?" Kenzo menatap Riana penuh pertanyaan juga keterkejutan.
Riana mengangguk, "Jika Naura memang memberikan bayinya kepada Marata, maka Rizi adalah putranya." jelasnya. "Saat Marata diputuskan bersalah dan menerima hukuman di penjara, aku memutuskan untuk mengadopsi Rizi karena aku tidak tega membiarkannya tumbuh di dinas sosial atau panti asuhan. Aku mengangkat Rizi menjadi putraku tanpa mengganti nama aslinya, Calixto Hibrizi."
"Itu nama putraku, kak. Dan aku memang memberikan putraku pada wanita itu." Naura menggenggam tangan Riana sambil menangis. Dibelakangnya, Kevin ikut berkaca-kaca. "Aku ingin bertemu putraku, kak."
Riana sebenarnya sangat terkejut dengan semua kenyataan ini. Bagaimana pun dia sudah menyayangi Rizi seperti anaknya sendiri. Dia telah mengurus Rizi sejak bayi bersama orang tuanya, menyaksikan bagaimana Rizi tumbuh menjadi anak yang sangat pintar dan tampan, membuatnya sudah terikat sangat kuat pada anak itu. Tapi, Naura juga berhak atas Rizi karena wanita itu adalah ibu yang telah melahirkan Rizi ke dunia ini. Dan semua cerita yang di dengarnya tadi, membuatnya tak tega jika harus menjauhkan seorang ibu dari anaknya.
"Bagaimana jika kita lakukan tes DNA." Ujar Malik, memberi usul. "Meskipun aku yakin jika bayi itu memang anak Naura, apalagi setelah Naura menyebutkan ciri-cirinya tadi."
"Itu ide bagus. Kita harus memastikan apakah anak yang bersama bu Riana itu adalah anak Naura atau bukan." ujar Kevin.
Malik menatap Riana. "Bagaimana menurutmu, Ri?" tanyanya. Dia tahu jika Riana sangat terkejut dengan semua ini, apalagi selama ini Riana begitu menyayangi Rizi melebihi apapun dihidupnya.
Riana mengangguk, "Aku setuju." jawabnya. "Meskipun benar apa kata Malik jika kemungkinan besar Rizi adalah Naura, tapi kita harus melakukan tes DNA tersebut untuk memperjelas semuanya." katanya lagi, lalu menatap kearah Naura dan menggenggam tangan wanita itu. "Aku akan sangat bahagia jika Rizi memang putramu, karena Rizi ternyata memiliki ibu seluar biasa dirimu."
Mata Naura dipenuhi dengan air mata, "Boleh aku bertemu dengan Rizi?" pintanya.
"Tentu saja." balas Riana. "Aku akan meminta orang tuaku membawa Rizi kesini." kemudian dia menatap pada Malik. "Kau bisa mengurus tes DNA-nya?"
Malik mengangguk, "Aku akan mengurus semuanya." katanya, dan Riana mengangguk setuju.
"Apa kau punya foto Rizi? Boleh aku melihatnya?" tanya Kenzo. Perasaannya kini diliputi kebahagiaan mengetahui jika anak Naura masih hidup.
Riana mengeluarkan ponselnya lalu membuka salah satu foto Rizi dan memberikannya pada Kenzo. Kenzo meraih ponsel tersebut, menatap terharu foto seorang anak lelaki yang sangat tampan. Kevin ikut menatap foto tersebut dan tersenyum penuh kebahagiaan foto tersebut. Menurutnya, tanpa tes DNA pun Rizi sudah sangat mewakili wajah ayahnya, dan senyum yang dimiliki Rizi begitu mirip dengan senyum Naura.
"Wajahnya sangat mirip dengan kak Celo." Ujar Kenzo, lalu menatap Naura. "Dan senyumnya sangat mirip denganmu."
"Ya, dia memang benar-benar mewakili kalian berdua." tambah Kevin, setuju. "Kau pernah bertemu dengan Rizi bukan? Kenapa kau tidak menyadari kemiripan Rizi dengan kak Celo? Lihat mata mereka, sama persis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...