Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story.. :)
______________________________________________
"Bukankah seharusnya kau menambahkan garam?" Kevin mengomentari Naura yang tengah memasukan telur yang baru saja di kocoknya kedalam wajan. "Dan seharusnya kau juga menunggu minyaknya panas dulu."
Naura mendongak dan tersenyum malu. "Ouh iya, aku lupa menambahkan garam."
Kevin berdecak, kemudian meraih garam di depannya dan menaburkannya diatas wajan. "Ini nih, sudah kaya tapi lebih suka hidup susah." Cibirnya. "Lagipula pelayan disini banyak, kenapa tidak menyuruh salah satunya untuk membuat telur dadar."
"Aku ingin membuatnya sendiri. Dan ini namanya omlette Kevin, bukan telur dadar. Ini nih, punya wajah bule tapi otak lokal." Naura mencibir dengan gaya yang hampir sama saat Kevin mencibirnya tadi.
"Menurutku keduanya sama saja, sama-sama telur." Balas Kevin yang kini sudah mengambil alih masakan Naura. "Ujung-ujungnya aku lagi yang membuat."
Naura tertawa, "Kau kan lebih hebat dalam urusan ini."
"Ouh yah, dimana Kenzo?" Tanyanya.
"Sedang pergi mengambil barang-barangnya di rumah keluargamu."
Naura cemberut. "Yah, harusnya dia memberitahuku dulu, jadi aku bisa ikut."
"Untuk apa kau ikut?"
"Aku ingin bertemu paman Ben dan bibi Bev."
"Kapan-kapan aku akan mengajak mereka kemari."
Naura tersenyum, "Janji?" katanya sambil mengangkat kelingkingnya.
Kevin mengaitkan jari kelingkingnya sesaat, "Iya, janji. Tapi kapan-kapan saja ya. Kau tahu kan jarak dari sana ke rumah ini sangat jauh? Tadi saja hampir dua jam perjalanan kita kesini."
"Aku tahu." balas Naura dengan senyum sumringah. "Yang penting kau sudah janji akan membawa mereka kemari."
"Oh, sudah matang." pekiknya senang saat melihat Kevin menumpahkan masakannya kedalam piring. "Wah, aku sudah lapar sekali. Kak Celo benar-benar menguras tenagaku hari ini." katanya lagi dan seketika terdiam. Lidah menyebalkan, kenapa bisa lepas kontrol? Kevin pasti langsung berpikir macam-macam.
Dan benar saja, Kevin langsung tersenyum jahil padanya. "Wah, tuan Celo berbuat apa padamu sampai-sampai tenagamu terkuras?"
"Tidak. Kak Celo tidak berbuat apapun padaku." balasnya gugup.
Kevin semakin menyeringai, "Yakin tidak melakukan sesuatu? Lalu kenapa kau sampai gugup seperti ini?"
"Tidak! Aku tidak gugup." balas Naura lagi, tanpa sadar meninggikan suaranya.
"Biasa saja, tidak perlu membentakku. Aku tahu kau gugup, tapi tidak perlu berlebihan seperti itu, oke?" Kevin tertawa.
Naura mendengus kesal, "Terserah." kemudian dia mulai menyantap makanan yang dibuatkan Kevin, membiarkan pria di sampingnya sibuk tertawa keras.
"Aduh, otakku sulit terkontrol, Naura."
"Tuan." Kevin tiba-tiba menghentikan tawanya saat Celo berjalan mendekat kearah mereka. Naura hanya mendongak sesaat sebelum kembali melahap makanannya. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku hanya ingin mengambil minum." balas Celo, kemudian melirik sekilas pada Naura sebelum menatap kearah kompor. "Kalian habis memasak?"
Kevin mengangguk dan tersenyum sopan. "Iya, tuan. Tadi nona Naura ingin memasak sendiri dan meminta saya menemani."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...