DUA PULUH SATU

9.5K 423 1
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story..

________________________________

 "Mau ditambah lauknya kak?" Naura menatap Celo yang tengah asyik melahap makan malamnya. Makan malam yang sangat-sangat terlambat karena Celo harus mengurus ketiga pria yang menganggu mereka saat di danau tadi.

Celo menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, sayang. Ini sudah sangat cukup." balasnya, membuat Naura sedikit bersemu saat mendengar panggilan sayang dari Celo barusan.

"Kau tidak pernah memakai cincin pernikahan kita." pernyataan itu membuat Naura menatap Celo tak mengerti, tapi sesaat kemudian wanita itu tersenyum.

"Tidak, tapi aku selalu membawanya kemanapun." balasnya.

"Kenapa kau tidak memakainya? Kau tidak suka dengan cincinnya?" Celo mendengus kesal.

Naura terkekeh, "Tidak, aku justru sangat menyukainya. Aku hanya takut menghilangkannya saja jika aku memakainya di jariku." balasnya, kemudian tangannya masuk kebalik jilbabnya, membuka kaitan kalung yang dipakainya dan menunjukannya pada Celo. "Aku menyimpannya selama ini di leherku. Aku kira kakak menyadarinya." lanjutnya lalu terkekeh.

Celo ikut terkekeh, "Aku tidak pernah memperhatikan kalung yang kau pakai karena kau jarang membuka bajumu saat kita melakukannya, sayang."

"Sstt, jangan membahas itu disini kak." Naura mendengus kesal.

"Iya-iya, sayang." Celo kembali terkekeh, lalu melanjutkan suapannya. "Nanti akan kupasangkan cincinnya di jarimu lagi, dan kau harus terbiasa memakainya."

"Iya, kak." Naura tersenyum. "Bagaimana dengan masalah di pabrik?"

"Alhamdulillah, semuanya sudah selesai. Hanya perlu pengecekan dan uji coba sekali lagi besok. Dan lusa kita bisa berangkat ke pabrik dibagian cabang. Tidak masalah kan selama dua minggu ini kita berpindah-pindah tempat?"

Naura mengangguk, "Aku tidak masalah kak." kemudian dia sedikit memajukan wajahnya dan berbisik. "Apa pak Raga dan yang lainnya juga akan ikut kak?" tanyanya.

Celo tertawa kecil, "Tidak, lusa Juna akan mengurus cabang di tempat lain. Kami akan berbagi tugas, jadi kemungkinan mereka tidak akan ikut dengan kita."

"Jadi hanya kita dengan Kevin dan Kenzo saja?"

"Hanya kita berempat, dan aku akan memastikan itu." balas Celo dengan senyum geli. "Mereka sedang apa diluar?" tanyanya saat mendengar suara bising di luar paviliun.

"Kak Anan sedang mengadakan barbeque sederhana, nanti setelah ini kita kesana ya kak?" ajak Naura dengan bersemangat.

Celo mengangguk, "Iya, sayang. Tapi kau harus pakai baju yang lebih hangat dari itu." katanya yang langsung diangguki Naura.

"Aku akan mengambilnya sekarang." Naura segera melangkah menuju kamar untuk mengambil jaketnya dan jaket untuk Celo.

"Aku juga membawa jaket kakak." dia kembali duduk di samping suaminya dan tersenyum. "Sudah selesai makannya?" tanyanya saat melihat Celo meminum air digelas hingga tandas.

Celo kembali mengangguk, "Sudah, mau kesana sekarang?"

Naura mengangguk, "Ayo, kak." dia lalu berdiri sambil memakai jaketnya. "Oh ya, kak. Aku baru tahu kalau pak Raga bersaudara dengan kakak."

"Ragata anak uncle Devano, kau pernah bertemu dengan pamanku kan?"

"Pernah, beberapa kali. Tapi kenapa aku tidak pernah bertemu dengan pak Raga ya? Aku kira anak om Devano hanya kak Sisil?"

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang