Don't forget for vote and comment.. :)
Enjoy The Story...
____________________________
Celo tidak pernah menyangka jalan hidupnya akan seperti ini, apalagi menyangkut hubungannya. Diusianya yang sematang ini, dengan sangat terpaksa dia harus menikahi seorang gadis remaja yang bahkan usianya hampir setengah usia dirinya demi kesehatan ibunya. Belum lagi, Naura saat ini masih berstatus sebagai pelajar semester akhir. Masih beberapa bulan lagi untuk lulus.
Tak pernah sedikit pun terpikir olehnya Maura akan melakukan semua ini kepadanya. Dua hari lagi, tepatnya nanti lusa seharusnya dia dan Maura melangsungkan pernikahan mereka. Dan kini takdir berkata lain karena dia harus menikahi Naura yang seharusnya menjadi adik iparnya.
Entah apa yang sebenarnya terjadi. Seingatnya dia dan Maura tidak sedang memiliki masalah sedikit pun, hubungan mereka tenang dan berjalan sesuai semestinya. Tapi kejutan muncul hari ini, saat ibunya pulang dalam keadaan tak sadarkan diri karena tiba-tiba Maura kabur dan hanya menitipkan sebuah pesan singkat yang dititipkannya kepada pelayan butik.
Kembali dia mencoba mengingat, adakah kesalahan yang telah diperbuatnya sehingga Maura tega meninggalkannya seperti ini? Selalu ada alasan pastinya dalam setiap kejadian, entah alasan karenanya atau karena diri Maura sendiri.
Dia sudah meminta Herwit untuk mencari keberadaan Maura segera, karena dia yakin wanita itu pasti belum jauh dari Interlaken. Sehingga masih ada kemungkinan Maura bisa dibawa kembali pulang.
Tapi jika Maura kembali, bagaimana nasib pernikahannya dengan Naura? Semuanya telah terjadi, pernikahannya telah berlangsung hari ini juga karena ibunya meminta pernikahan dipercepat. Menceraikan Naura bukan pula pilihan yang tepat, dia tidak bisa setega itu menghancurkan Naura. Meskipun sikapnya tadi pun bisa saja menyakiti gadis itu.
"Ada masalah lainnya?" dia mengalihkan tatapannya sekilas pada sosok pria yang sedari tadi duduk disampingnya. Kemudian dia kembali menenggak alcohol di hadapannya dalam sekali teguk.
"Aku sudah menceritakan semuanya kepadamu." Balasnya, mengernyit merasakan sensasi pahit di lidahnya saat kembali menenggak minumannya. Saat ini mereka tengah berada disebuah bar di pusat kota Interlaken.
Tama terkekeh pelan, "Kau pasti memikirkan bagaimana seandainya jika Maura kembali bukan?" tebaknya. Dan benar, Celo memang memikirkan hal itu.
"Dengar, kau memang menginginkan Maura, tapi jika takdirmu adalah bersama Naura, maka kau harus menerimanya. Sekuat apapun kau menolak, jika itu adalah takdirmu, kau tak akan pernah bisa melepaskannya sekuat apapun kau berusaha."
Celo terkekeh mendengar nasihat sahabatnya itu, "Kau tidak mabuk kan?"
"Kau tahu aku sudah lama berhenti meminum minuman itu kan?" Tama menatap Celo. "Jika tidak karena kau memintaku kemari, aku tidak akan datang kesini. Kau mengganggu bulan maduku, kau tahu?"
"Ya, ya, maafkan aku." Celo tertawa kecil.
"Jadi tuan Axcelord, lebih baik Anda menerima semua ini dan menjalankan kewajiban serta tanggung jawab Anda sebagai seorang suami mulai saat ini. Tidak ada salahnya bukan menerima Naura dalam hidupmu? Bukankah sejak Naura lahir kau sangat dekat dengannya?"
"Itu dulu. Sekarang keadaannya sudah sangat berbeda, dan tidak semudah itu."
"Memang apa yang membuatnya tidak mudah?" Tama mulai menyeringai. "Kau takut disebut pedofil karena dulu saat Naura lahir kau yang pertama menyentuhnya kan?"
Celo mendelik, "Salah satunya. Tapi ada yang jauh lebih rumit lagi dari itu, bahkan akupun sampai bingung harus seperti apa menjelaskannya." Katanya, menerawang percakapannya dengan Ben beberapa waktu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...