EMPAT PULUH SATU

6.9K 327 2
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

__________________________________

HUJAN turun deras hari itu disertai angin yang cukup kencang sehingga membawa hawa dingin yang cukup menusuk kedalam ruangan luas berkarpet tersebut. Semua murid yang ada didalamnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sebagian dari mereka ada yang tertidur pulas diatas karpet, sedang sebagian lagi sibuk mengisi kegiatan mereka dengan menonton film sambil menunggu hujan reda. Seluruh tugas mereka hari itu telah selesai dan sudah diijinkan untuk pulang, tapi karena hujan turun deras jadi banyak murid yang memilih berdiam diri dahulu di sekolah.

Naura duduk di dekat pintu sambil meluruskan kakinya, dengan sebuah laptop yang berada diatas pangkuan. Kedua tangannya sibuk menari diatas keyboard, merangkai dan menyelesaikan laporan tugasnya untuk sidang uji kompetensi yang akan dilaksanakannya dua minggu lagi. Tugasnya sebagai editor telah selesai, video karyanya pun sudah siap dinilai dan diperlihatkan kepada penguji nanti. Tinggal menyelesaikan laporannya dan semuannya akan beres.

"Dia nyenyak sekali." katanya saat melirik Aleta yang tertidur pulas di sampingnya dengan berselimut jaket. "Aku pergi ke toilet sendiri saja." katanya lagi lalu melangkah pergi menuju toilet.

Air menyiprat cukup kencang, membuatnya harus berjalan menyusuri tembok ruang komputer yang bersebelahan dengan studio yang ditempatinya tadi. Cipratan air itu mengenai bagian bawah rok seragamnya dan membuat basah sepatu serta kaus kaki yang digunakannya. Jika seperti itu dia harus pulang mengenakan sendal nanti. Semoga saja Kenzo peka terhadap cuaca hari ini dan membawakannya sepasang sendal.

Naura tiba-tiba menghentikan langkahnya di dekat toilet saat mendengar suara tangisan anak kecil yang cukup samar karena bersamaan dengan suara hujan. Toilet itu terpisah antara laki-laki dan perempuan, dan di masing-masingnya terdapat beberapa bilik kamar mandi dengan sebuah cermin di lorong toilet tak berpintu tersebut.

Meskipun dia bukan tipe orang yang penakut, tapi mendengar suara tangisan dibawah lorong yang cukup temaram serta guyuran hujan deras, membuat pikirannya melayang tak karuan dan merinding seketika. Tapi segera dia menepis semua pemikirannya itu dan mencoba berpikir realistis. Tidak mungkin kan ada hal-hal mistis seperti itu di siang hari seperti ini? Bahkan waktu ashar pun belum, jadi mana mungkin ada yang seperti itu.

"Halo, ada orang disini?" katanya sambil mencoba mencari asal suara tangisan tersebut. Apapun yang akan didapatnya atau dilihatnya nanti dia tak peduli. Rasa penasarannya sudah sangat membumbung bahkan dia sampai lupa tujuan utamanya datang ke toilet.

"Halo?"

Suara tangisan tersebut terdengar semakin jelas dan keras saat Naura memasuki toilet laki-laki. Sekarang masih jam pelajaran untuk semua murid kelas 1-3 sehingga tidak akan terlalu masalah jika dia masuk kedalam area toilet laki-laki. Semoga saja tidak ada yang melihatnya. Langkahnya terhenti di ujung toilet dimana suara tangisan tersebut berasal. Sekilas dia menatap pantulan wajahnya pada cermin di sampingnya, kemudian tangannya terangkat ragu pada kenop pintu. Perlahan dibukanya pintu tersebut dan terdiam seketika saat melihat seorang anak kecil tengah duduk memeluk lututnya sendiri sambil menangis.

"Hei, kenapa kau disini?" dengan segera dia melangkah mendekat, menyentuh tubuh bergetar anak lelaki itu. "Sedang apa kau disini?"

"Aku mencari bunda, tapi tidak ada. Hujannya sangat deras dan aku sangat takut." balas anak lelaki itu dengan sesenggukan. Terlihat jelas jika anak itu sangat ketakutan karena hujan yang turun deras.

Naura tersenyum lembut lalu mengusap air mata anak itu. "Ikut kakak keluar dari sini yuk. Kita cari tempat yang hangat setelah itu kita mencari bundamu. Bagaimana?"

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang