EMPAT PULUH LIMA

7.2K 343 3
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

___________________________________________

Jam 10 pagi, pagi yang cukup menegangkan.

Setelah merasa tubuhnya mulai membaik, Naura duduk di ruang kelas yang sudah ditetapkan sebagai ruang tunggu sekaligus ruang pembukaan sidang uji kompetensi tahun ini. Menunggu namanya dipanggil bersama kedua rekannya yang lain untuk memasuki studio yang dijadikan tempat berlangsungnya sidang uji kompetensi.

Dalam waktu satu jam, 3 kelompok akan memasuki ruang sidang dimana masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang siswa. Setiap siswa akan diberikan waktu 15 menit untuk mempertanggung jawabkan hasil konten video yang telah dibuat sesuai dengan jobdesk masing-masing. Barulah, setelahnya tiap kelompok akan mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan secara bersama-sama pada penguji yang sudah ditentukan. Sidang uji kompetensi tahun ini memang cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini ditetapkan sistem rolling sehingga dapat memangkas waktu pelaksanaan serta memperinci aspek sidang sesuai dengan tanggung jawab yang diemban setiap siswa.

Naura sebenarnya cukup kesulitan menahan sensasi memutar di kepalanya, apalagi ditambah dengan dorongan kuat dari dalam tubuhnya yang selalu meminta di keluarkan. Meski Saphire sudah memberikannya obat saat mengantarnya ke sekolah, tapi obat tersebut tidak cukup berpengaruh untuk menghilangkan sakit kepala dan mual yang dirasakannya.

Salahnya sendiri karena lupa menjaga pola makannya dan sering pulang larut malam tanpa membawa jaketnya.

"Minumlah." Aleta duduk disamping Naura, memberikan secangkir teh hangat yang dimintanya dari ruang guru jurusan.

Naura tersenyum kecil. "Terimakasih." kemudian dia menengguk teh hangat itu perlahan.

Aleta menatap Naura. "Wajahmu sangat pucat, jangan terlalu memikirkan sidangnya."

Naura memutar bola matanya. "Aku bahkan tidak terlalu memikirkannya sejak semalam. Ini sidang ke sekian kali yang kita jalani, jadi aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini."

"Iya nona Naura yang cerdas." Aleta mengibaskan tangannya. "Aku hanya berpikir siapa tahu kau pucat seperti ini karena sidangnya."

Naura menggeleng pelan. Kembali meminum teh hangat di tangannya.

"Setelah sidang aku akan mengantarmu ke UKS dan kau harus tidur disana. Aku akan membangunkanmu jika penutupan sidang akan dimulai."

Naura mau tak mau mengangguk setuju dengan usul sahabatnya itu. Tidur memang hal yang sangat dibutuhkannya saat ini. Semoga saja setelah beristirahat nanti kondiri badannya mulai membaik.

"Kita ke studio sekarang, sebentar lagi giliran kelompok kita." Aleta menarik tangan Naura pelan dan menuntunnya menuju studio setelah memanggil Zeza. Bersiap memasuki ruang studi dan mempertanggung jawabkan karya yang telah mereka buat selama beberapa bulan ini.

Dalam waktu 50 menit, Aleta dan Naura kembali ke ruang tunggu dengan perasaan lega karena berhasil menyelesaikan tanggung jawab mereka di depan para penguji. Tinggal menunggu pengumuman nilai sidang dan tanggal wisuda.

Aleta tak henti-hentinya berceloteh pada teman-temannya yang lain mengenai apa yang dialaminya didalam ruang sidang. Sedangkan Naura hanya diam menyeka keringatnya yang mengalir lebih banyak dari biasanya. Sakit kepalanya semakin menjadi disertai panas tubuhnya yang meningkat. Belum lagi rasa mual yang semakin membuatnya tak nyaman. Mungkin karena tak ada makanan yang mampu masuk kedalam tubuhnya sama sekali sehingga rasa mualnya semakin menjadi. Naura harus segera pergi ke UKS dan beristirahat supaya kondisinya tidak semakin parah.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang