TIGA PULUH SATU

8K 369 3
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story.. :)

_________________________________

Sore hari mereka sudah siap di halaman depan rumah Rahmat untuk melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Kali ini mereka akan menempuh jarak sekitar tiga jam lamanya. Cukup rawan memang jika mereka sampai kemalaman dijalan, tapi Celo tidak bisa menunda kepergian mereka karena pekerjaannya sudah sangat menumpuk dan Juna juga sudah menuju ke tempat tersebut.

"Hati-hati dijalannya, pak." ucap Rahmat sambil menyalami Celo.

Celo tersenyum, "InsyaAllah, pak. Semoga dijalan tidak ada hambatan apapun, jadi kami bisa sampai ditujuan sebelum malam."

"Aamiin, pak." kemudian Rahmat menyalami Kevin dan Kenzo bergantian. "Saya tunggu kedatangannya kesini lagi, pak."

Kevin dan Kenzo mengangguk, "Siap, pak. Semoga kami bisa kesini lagi." balas Kevin.

"Bu Naura juga ya, semoga pas datang kesini lagi sudah ada pak Celo junior." Rahmat menatap Naura yang tersenyum gugup.

Naura sedikit melirik kearah Celo yang bersikap biasa saja. Entah kenapa bahasan sekitar anak membuatnya merasa tak enak pada Celo. Mungkin karena dia menolak permintaan Celo beberapa waktu lalu sepertinya.

"Kalau begitu kami pamit dulu, pak. Terimakasih sudah mau kami repotkan." ucap Celo.

Rahmat tersenyum, "Tidak merepotkan."

Kemudian mereka melangkah menuju motor masing-masing setelah berpamitan dengan Rahmat dan Euis, mulai melajukan motor meninggalkan halaman rumah Rahmat dan memulai perjalanan mereka. Naura masih terdiam memikirkan ucapan Rahmat tadi. Jujur saja dia merasa tak enak pada Celo soal penolakannya beberapa waktu lalu meskipun suaminya itu tidak mempermasalahkannya sama sekali. Tapi tetap saja dia tahu jika Celo sangat menginginkan anak darinya.

"Sayang, ada apa?" Celo mengenggam sebelah tangannya, sedangkan tangan satunya memegang stang motor. "Ada yang kau pikirkan?"

Naura tersenyum dan menggeleng, "Tidak ada, kak. Aku hanya sedang melihat pemandangan." bohongnya.

Celo mengangguk, lalu melepaskan genggamannya dan kembali memegang stang motor dengan kedua tangannya. "Jika ada sesuatu jangan sungkan untuk bicara padaku."

"Iya, kak." balas Naura sekenanya, kini mengalihkan pandangannya kearah langit yang mendung. "Sepertinya akan hujan lagi, kak."

"Sepertinya begitu." dan tiba-tiba saja hujan turun dengan deras, membuat Celo dengan cepat memacu motornya menuju tempat teduh. Beruntungnya mereka menemukan sebuah saung kecil di pinggir jalan, sehingga mereka bisa berteduh disana.

"Hujannya langsung deras seketika." gumam Naura, menepuk puncak kepalanya yang basah.

Celo mendekat kearah istrinya, menatap kearah hujan yang semakin deras diikuti angin kencang. "Kalau seperti ini kita bisa kemalaman dijalan." katanya.

"Apa kita harus mencari penginapan, kak?" tanya Kenzo yang tengah memakai jas hujannya. Melihat hal itu Naura segera mengambil jas hujannya dan memakainya, tak lupa memberikan jas hujan milik Celo juga.

"Memangnya disekitar sini ada penginapan ya?" Kevin menatap pada Kenzo.

Kenzo mengernyit, "Aku tidak tahu."

"Seingatku tidak ada penginapan di sekitar sini." Celo menatap kedua pria itu. "Semoga saja hujannya tidak terlalu lama, jadi kita bisa segera melanjutkan perjalanan. Daerah ini cukup rawan jika lewati saat malam hari, apalagi kita hanya berempat."

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang