Don't forget for vote and comment.. :)
Enjoy Reading..
______________________________
"Kita harus tetap melangsungkan pernikahan ini." Ucap Axcel. "Aku tidak sanggup melihat istriku keadaannya seperti dulu."
"Aku pun tidak ingin hal itu terjadi." Balas Bagas, suaranya terdengar putus asa apalagi sejak mendengar penuturan istrinya beberapa saat lalu. "Tapi bagaimana caranya sedangkan Maura tidak ada disini?"
Bagas tidak pernah menyangka bahwa putri tertuanya akan setega ini dengan pergi entah kenapa beberapa hari sebelum hari pernikahannya. Tanpa alasan yang jelas, putrinya itu pergi dan hanya meninggalkan secarik pesan yang dititipkannya pada salah satu pelayan di butik tadi. Padahal pernikahan ini adalah permintaannya beberapa bulan yang lalu. Tapi kenapa sekarang keadaannya menjadi seperti ini? Dia bisa saja membatalkan pernikahan ini karena ketiadaan putrinya, hanya saja dia tidak dapat mengambil resikonya begitu saja mengingat adik angkatnya -Saphire- akan mengalami kondisi yang seperti dulu atau mungkin lebih buruk dari itu.
Saphire mengidap penyakit jantung sejak lahir, dan itulah yang membuatnya begitu menyayangi dan melindungi wanita itu walaupun hanya adik angkatnya. Sekecil apapun sebuah berita buruk yang menyangkut Saphire, selagi itu mempengaruhi, maka akan membuat wanita itu collaps. Dan mungkin dia tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi jika pernikahan ini dibatalkan. Sapphire sangat menginginkan melihat putranya menikah, terlebih lagi jika Celo menikah dengan putrinya. Betapa wanita itu sangat menanti hari ini. Tapi nyatanya semua itu hancur begitu saja karena kelakuan putrinya.
"Hanya ada satu cara." Axcel menatap Bagas. "Naura harus menggantikan Maura dan menikah dengan putraku." Ucapnya membuat Bagas terbelalak dan terdiam.
"Maksud papa aku harus menikahi Naura?" tanya Celo yang sedaritadi diam dengan pikirannya sendiri. "Pa, Naura masih kecil, dia masih sekolah. Mana mungkin aku menikahinya?"
"Tidak ada cara lain, Celo. Kau mau melihat mama-mu keadaannya seperti dulu?" balas Axcel putus asa.
"Aku tidak pernah mau, pa." Balasnya mengingat ibunya terbaring sekarat 18 tahun lalu saat adiknya Alexa dinyatakan tewas dalam sebuah kecelakaan. "Tapi jangan Naura, pa. Dia masih terlalu kecil."
"Lalu siapa lagi? Mama-mu hanya akan senang bila melihatmu menikah dengan putri keluarga Martanegara."
"Apa yang diucapkan papa-mu benar, Celo." Bagas menghela napasnya. "Saphire hanya akan setuju jika kau menikah dengan putriku saja. Karena sekarang Maura tidak ada, maka kau harus menikah dengan Naura. Om juga sama beratnya untuk melepaskan Naura sekarang, dia masih terlalu kecil, tapi om juga tidak mau terjadi sesuatu dengan ibumu."
Celo mengusap wajahnya gusar, "Baiklah, kalau itu menurut papa dan om cara yang terbaik, aku akan menerimanya. Tapi bagaimana jika Naura menolak rencana ini?"
"Om yakin, Naura akan menerima rencana ini. Dia juga sangat menyayangi Saphire sama seperti kita." Balas Bagas yakin. "Om minta maaf padamu, Celo. Om tidak tahu apa yang dipikirkan Maura hingga setega ini pergi di hari pernikahan kalian."
"Jadi kak Maura pergi?" sebuah suara tercekat mengintrupsi mereka.
"Naura?" Bagas menghampiri putri bungsunya itu dan memeluknya.
"Kenapa kak Maura pergi, pa? Bukankah beberapa hari lagi adalah hari yang ditunggu kak Maura?" Naura melepaskan pelukannya. Menatap ayahnya dengan mata teduhnya.
"Papa juga tidak tahu." Balas Bagas seadanya sebelum kembali memeluk Naura.
Naura menghela napasnya saat ayahnya kembali memeluknya, "Naura sudah mendengar semuanya, pa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...