DELAPAN PULUH DUA

8.4K 440 14
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

____________________________________

 "Hai, kak." Naura meraih tangan suaminya perlahan seraya duduk diatas kursi yang tersimpan di dekat ranjang. Matanya kembali memanas menatap suaminya yang tak sadarkan diri, apalagi menatap luka di sekitar wajah Celo yang cukup parah.

Hati Naura seperti teriris setiap saat melihat suaminya yang terluka karenanya. Suaminya begitu mencintainya, hingga rela membiarkan dirinya sendiri terluka separah ini hanya untuk melindunginya. Dia berharap, jika Celo terbangun nanti, suaminya itu bisa memaafkan dirinya. Apa yang telah dilakukannya merupakan kesalahan besar yang begitu disesalinya, apalagi karena kebodohannya itu kini suaminya terbaring di rumah sakit tak sadarkan diri dan entah kapan akan terbangun. Selain itu, dia juga telah mencelakai Herwit cukup parah hingga pria itu harus menggunakan kursi roda untuk beberapa waktu sebelum berganti menggunakan tongkat.

"Maafkan aku, sayang. Seharusnya aku tidak melakukan hal bodoh dengan pergi dari rumah, dan mengumpankan diriku sendiri pada orang-orang yang berniat jahat kepada kita."

Malik tadi kembali menemuinya bersama beberapa polisi lainnya, dan Malik mengatakan jika kecelakaan ini memang disengaja. Ternyata sebelum kecelakaan itu, Riana dan dua polisi lainnya tengah mengikuti seseorang yang dicurigai telah mengintai Celo sebelumnya. Namun Riana dan yang lainnya kehilangan orang tersebut, hingga kecelakaan itu terjadi. Dan hari ini, semua bukti mengarah pada orang tersebut karena Naura merupakan istri Celo yang secara langsung berhubungan dekat dengan Celo. Malik bilang jika orang tersebut kemungkinan mengincarnya selama beberapa hari, apalagi dirinya tengah jauh dari pengawasan Celo. Maka dari itu, kecelakaan itu terjadi, dan nahasnya saat kecelakaan itu Celo juga ikut berada didalamnya. Meskipun Celo tidak menjemputnya saat itu, orang tersebut memang berniat mencelakainya dengan ditabrak oleh sebuah truk.

"Seharusnya kakak tidak datang menjemputku, sehingga kejadian ini tidak terjadi." sesalnya. "Tapi, semuanya sudah terjadi. Dan aku berharap kakak bisa cepat sadar untuk melihatku dan juga anak kita."

Naura berdeham untuk menetralkan tenggorokannya yang terasa tercekat, "Anak kita masih hidup kak, dia ada bersama kak Riana." katanya, meskipun dia yakin Celo tidak mungkin mendengar ucapannya. "Kakak tahu Rizi kan? Dia putra kita kak. Pantas saja selama aku bersama Rizi, rasanya seperti aku bersama kakak. Tapi saat itu aku tak menyadarinya karena ingatanku masih hilang, dan kini aku sudah mengingat semuanya."

"Bangunlah, kak. Aku ingin dipeluk kakak lagi, aku ingin dicium kakak lagi. Bangunlah sayang, aku dan anak-anak selalu menunggumu untuk membuka mata."

Setelah sekitar 15 menit berada didalam ruangan Celo, Naura kembali ke ruang perawatannya. Dia masih harus berada di rumah sakit hingga esok untuk memulihkan badannya. Dokter juga memintanya untuk masih berada di rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan pada kandungannya. Meskipun kondisi kandungannya baik-baik saja, dan bayinya juga dalam kondisi sehat, tapi dokter tetap memintanya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, takut jika ada luka dalam yang tak terdeteksi.

Farah membantu Naura untuk berbaring diatas ranjang sesampainya di ruang perawatan. Saphire dan Axcel ikut masuk kedalam ruang VIP tersebut, memastikan menantu mereka beristirahat sesuai perintah dokter. Farah tiba-tiba menatap putrinya terkejut saat melihat Naura meringis kesakitan. Kedua tangannya segera menggenggam tangan putrinya dengan khawatir.

"Ada apa sayang? Apa yang sakit?" tanyanya, membuat Saphire ikut berdiri dan segera mendekat.

Naura menghela napasnya perlahan, "Aku baik-baik saja, ma. Bayinya hanya sedang bergerak." katanya, lalu merasakan tangan Farah di perutnya.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang