Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_____________________________
SMK Bhakti Negara terlihat sangat ramai dari biasanya. Ratusan orang hilir mudik dengan pakaian istimewa di tubuh mereka. Para siswa dan siswi terlihat begitu rapi dengan setelan yang hampir sama dikenakan oleh rekan sekelasnya, pun dengan para orang tua yang mengenakan pakaian beragam. Tak lupa, digenggaman mereka masing-masing membawa buah tangan, bukan hanya bucket bunga saja, tapi ada juga yang membawa boneka beruang menggunakan toga, atau hanya sekedar membawa kartu ucapan. Semuanya orang yang berada disana dipenuhi oleh euphoria-nya masing-masing.
Tak hanya itu, puluhan stan foto berjejer sepanjang jalan utama. Berlomba menawarkan jasa foto mereka dengan harga yang beragam. Sedangkan diselan stan foto tersebut, para pedagang bunga dan boneka juga tak kalah saat menawarkan dagangan mereka. Hari ini, banyak orang dari berbagai tempat berkumpul, meramaikan suasana acara kelulusan yang selalu di adakan setiap tahunnya. Meskipun tahun ini acara wisuda dilaksanakan bersamaan dengan acara pentas seni sekolah yang seharusnya diadakan bulan lalu. Sehingga acara wisuda ini semamin ramai oleh tamu undangan dan juga orang-orang yang hendak menonton.
Naura berpisah dengan Celo sesampainya di parkiran mobil yang terletak di sebuah bangunan pabrik di seberang sekolah. Mereka datang terlalu siang sehingga mereka mendapatkan tempat parkir di luar sekolah. Beberapa orang menghampirinya saat memasuki gerbang sekolah, menawarinya agar berfoto di stan mereka. Meskipun sudah ditolak, tetap saja beberapa orang tersebut dengan sengaja mengambil fotonya yang tengah berjalan bersama Saphire, Axcel, dan Ben. Foto tersebut biasanya akan dicetak dan dijual lagi dengan harga murah.
"Disini ramai sekali. Bahkan dulu saat Celo wisuda tidak seramai ini." Saphire mengamit lengan menantunya, berjalan beriringin di depan sedangkan Axcel dan Ben berjalan dibelakangnya.
"Murid satu angkatanku jumpalah lebih dari 600 orang, ma. Wajar saja akan seramai ini, apalagi orang tua mereka ikut serta." Balas Naura, terus melangkah menuju lapangan dimana tempat semua murid berkumpul. "Apalagi tahun sekarang acaranya digabung dengan pensi, jadi adik-adik kelasku juga wajib datang hari ini."
Saphire mengangguk mengerti. Sesampainya di dekat lapangan, Saphire memberikan undangan yang diberikan Naura saat berpisah tadi. Undangan tersebut digunakannya untuk mendapatkan tempat duduk dan juga makanan ringan. Sedangkan Naura berjalan kearah terpisah dari Saphire, Axcel, dan Ben. Kakinya melangkah menuju barisan teman-temannya yang lain. Seluruh siswa akan melakukan parade saat acara dimulai, sehingga semuanya membentuk barisan sesuai dengan urutan jurusan dan kelas. Jurusan Naura memiliki urutan paling terakhir, sehingga dia harus berjalan hingga ke ujung barisan untuk menemukan teman satu kelasnya.
"Naura!" dia tersenyum saat menemukan salah satu teman sekelasnya, dan berjalan cepat menghampiri. Terlihat teman-temannya yang sudah datang dan berbaris sesuai urutan absen masing-masing. Aleta yang berdiri di paling depan menghampirinya, tangan wanita itu merangkulnya seperti biasanya. Aleta terlihat sangat cantik dengan kebaya khas Bali-nya, dan wajahnya hanya dipoles make-up tipis namun itu membuat terlihat semakin menawan. Hanya saja gaya wanita itu masih seperti biasanya juga, sedikit tomboy.
"Kau sudah terlihat sangat cantik hari ini, jadi jangan buat kecantikanmu itu hilang karena gaya premanmu." Protesan Naura justru mendapatkan tawa renyah dari sahabatnya. Dengan tenang Aleta mengangkat sedikit roknya, memperlihatkan betisnya yang putih. "Tidak perlu bersedekah seperti itu."
"Biar saja. Lagipula hanya sedikit." Alete terkikik, kemudian matanya menatap Naura dari atas sampai bawah. "Kau terlihat sangat cantik, Nau." pujinya.
Naura tersenyum bangga, "Tentu saja aku sangat cantik." balasnya. Membuat Aleta menyesal melontar pujian itu. "Bunda sudah dilapangan?"
Aleta mengangguk. "Sudah. Kau kesini dengan siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...