Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
___________________________________
"Rizi?" Celo mengernyit menatap Rizi yang berdiri tak jauh dari tempatnya, dan tepat dibelakang Rizi, Ben dan Beve berdiri menatapnya terkejut. Kenapa Rizi bisa berada disini? Dan apa katanya tadi? Mama? Rizi memanggil Naura dengan sebutan mama?
"Sayang, kemari." Naura tersenyum haru menatap putranya yang terkejut, tangannya terangkat meminta Rizi untuk mendekat. "Papa-mu sudah kembali."
Tubuh Celo menegang seketika mendengar ucapan Naura. Papa? Maksudnya Rizi memanggilnya dengan sebutan papa? Tapi kenapa? Entah mengapa dadanya kini berdebar kencang saat Rizi semakin mendekat kearahnya, dan pandangannya matanya menatap lurus sosok kecil yang terlihat begitu mirip dengannya. Ya, dia baru sadar sekarang jika wajah Rizi begitu mirip dengannya. Mungkinkah--
"Sayang, apa--" Celo menatap istrinya, matanya memerah dan suaranya berubah parau. "Apa Rizi--"
"Rizi putra kita, kak. Rizi adalah anak yang aku lahirkan lima tahun lalu." Naura menatap suaminya yang berkaca-kaca, dan tak lama Celo meraih tubuh Rizi. Memeluknya dengan erat dan menangis bersamaan dengan tangisan Rizi.
Naura menatap pemandangan tersebut penuh haru. Sekilas dia menatap kearah Ben dan Beve yang juga tengah menyaksikan semua itu dalam linangan air mata. Yaa Allah, rasanya begitu luar bisa menyaksikan dua orang yang dicintainya kini, membuat suasana disana dipenuhi rasa haru juga kebahagiaan yang begitu meluap dari satu sama lain.
Celo melepaskan pelukannya, membingkai wajah Rizi dengan kedua tangannya. Matanya mengamati wajah Rizi, mengamati mata dan hidung yang begitu mirip dengannya. Pantas saja saat bertemu Rizi beberapa waktu lalu, dia merasa begitu familiar. Ternyata dia tengah menatap wajahnya sendiri namun dalam versi lebih kecil dan muda.
"Papa." Rizi menangis menatap ayahnya. Selama ini, setiap melihat teman-temannya bersama ayah mereka, membuatnya iri karena ingin merasakan hal yang sama. Sebagai anak kecil, Rizi pastinya ingin bisa menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya, papa dan mamanya, sama seperti anak lainnya. Dan sekarang, melihat ayahnya ada di depannya, dengan begitu nyata, membuatnya merasa sangat bahagia. Dia ternyata memiliki seorang ayah yang sangat tampan dan hebat, sehingga dia tidak akan mendapatkan ejekan lagi dari teman-temannya jika dia tidak memiliki ayah.
"Rizi rindu papa."
Celo memeluk tubuh putranya penuh haru, "Papa juga, sayang." katanya, lalu menciumi kepala Rizi berulang kali. "Maafkan papa karena tidak pernah mengetahui keberadaanmu selama ini."
Celo melirik kearah istrinya yang menangis, namun senyuman bahagia terukir di wajahnya. Dengan sebelah tangannya yang lain, dia meraih tubuh istrinya dan memeluknya. Membuat mereka bertiga kini berpelukan penuh air mata disaksikan oleh Ben dan Beve yang juga merasa bahagia.
"Aku mencintai kalian." Ujar Celo, lalu mencium puncak kepala Rizi dan Naura bergantian. "Aku akan menjaga kalian dengan seluruh yang kupunya."
"Aku juga mencintai kalian." Ujar Naura.
Yaa Rabb, terimakasih atas kebahagiaan yang didapatnya saat ini. Dia merasa begitu lengkap saat ini, bersama dua orang yang dicintainya juga bayi yang berada didalam kandungannya saat ini. Celo tak henti mengucapkan rasa syukurnya, berulang kali suaminya itu mengecup puncak kepalanya lalu beralih mengecup Rizi. Keluarga kecilnya kini, adalah kebahagiaan yang utama baginya.
"Assalamualaikum, Rizi! Grandpa pulang!"
Naura melepaskan pelukan suaminya saat mendengar suara Axcel dari ruang tamu. Naura menegakkan tubuhnya, kemudian berjalan menuju ruang keluarga untuk menemui kedua mertuanya. "Papa dan mama sudah pulang?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romans--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...