Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
______________________________________
Naura terbangun dengan rasa sakit di kepalanya. Dia menegakkan tubuhnya lalu bersandar pada kepala ranjang sambil memegangi kepalanya. Secara otomatis, seluruh memorinya terkumpul di dalam pikirannya. Membuat rasa sesak, takut, amarah, dan kekecewaannya menyatu menjadi satu. Air matanya mengalir perlahan membasahi kedua pipinya.
Naura tidak pernah menyangka jika pria yang dicintainya selama ini adalah sumber dari mimpi buruknya selama ini. Dia tidak tahu jika Celo-lah sumber rasa ketakutannya selama ini. Dia juga tidak pernah mengingat jika dulu Celo memperkosanya hingga dirinya harus hamil di usia yang masih sangat muda. Mimpinya selama ini adalah sesuatu yang nyata, bentuk memori yang berubah menjadi ilusinya sendiri.
Tapi kenapa dia tidak bisa mengingat semua kejadian itu? Seingatnya, di usianya yang ke-13 tahun, dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Meskipun dia juga mengakui jika tidak banyak memori yang bisa diingatnya di usianya yang ke-13. Semuanya terasa seperti bagian film yang terpotong, sehingga kejadian yang benar-benar nyata baginya adalah setelah usianya menginjak 14 tahun. Dan pada saat itu adalah pertama kalinya lagi untuknya bertemu kembali dengan Celo. itupun bertepatan dengan acara pertunangan Maura dan Celo.
Amarahnya perlahan muncul dan menguasai dirinya. Kenapa Celo tega melakukan semua itu kepadanya? Apa yang telah dilakukannya sehingga Celo bisa menyakitinya begitu dalam? Celo selama ini adalah sosok di mimpinya, tapi kenapa Celo tidak pernah mengatakan semua kebenaran itu? Celo selama ini bersikap begitu manis seakan tidak terjadi sesuatu diantara mereka. Setiap kali dia kehilangan kontrol akan dirinya, Celo selalu ada disampingnya. Apa yang sebenarnya tengah Celo rencanakan? Kenapa pria itu tidak jujur kepadanya?
"Sayang." dia mengalihkan pandangannya pada sosok pria yang tengah dipikirkannya saat ini. Namun wajahnya segera memaling kearah lain. Dia tidak sanggup menatap wajah Celo saat ini. Ketakutan dan kekecewaannya masih terasa nyata di benaknya kini. "Kau baik-baik saja?"
Naura merasakan pergerakan di dekatnya saat Celo mengambil tempat duduk disampingnya, menatapnya. "Ada yang sakit? Kau ingin minum?"
"Berhenti berpura-pura manis di depanku, kak. Itu membuatku muak." Naura berkata dingin, melirik sekilas kearah Celo. Wajah Celo tidak bisa dikatakan baik-baik saja, dipenuhi luka lebam dan bekas air mata yang mengering. Dan itu membuatnya sangat sakit.
"Aku minta maaf, aku benar-benar menyesal dengan apa yang aku lakukan dulu. Aku tidak bermaksud melakukannya. Maafkan aku." Celo menundukkan wajahnya, air matanya kembali mengalir. "Kau boleh membenciku, sayang. Kau boleh memaki atau meneriakiku. Aku pantas mendapatkan semua itu."
"Kenapa kakak melakukan semua itu padaku?" Naura bergumam pelan. Tanpa menatap Celo sama sekali. "Apa yang salahku pada kakak hingga kakak tega melakukan semua itu kepadaku?"
Celo menggeleng pelan, "Kau tidak salah sayang, semuanya adalah kesalahanku. Aku yang tidak bisa mengontrol emosi dan kecemburuanku saat itu, hingga aku menyakitimu begitu dalam."
Celo berusaha meraih tangan istrinya, tapi Naura menarik tangannya menjauh. Dia mengerti, Naura pasti begitu kecewa kepadanya saat ini. Secara tidak langsung dialah penyebab mimpi buruk istrinya selama ini. Dia juga bersalah karena tidak pernah jujur dengan apa yang dilakukannya pada Naura dulu, dan memilih menutupi semua itu lalu lari dari masalah.
"Aku tidak ingin melihat kakak." Naura kembali bersuara.
"Sayang. Aku minta maaf." Celo menatap penuh kesedihan, dan bersalah. "Jika kau tidak bisa memaafkan, aku tidak akan memaksa. Tapi ijinkan aku terus bersamamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...