Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story.. :)
__________________________
Angin semilir dari atas pengunungan menerpa jilbab hitam Naura yang baru saja keluar dari dalam mobil. Kedua tangannya masih memegang erat pintu mobil, sedang kedua matanya menatap berbinar sebuah paviliun besar di hadapannya. Tatapannya berubah menjadi penuh kerinduan saat kenangan di otaknya perlahan terangkat. Ada senyum dibibir tipisnya.
"Paviliun ini tidak pernah berubah." suara dalam di samping Naura membuat wanita itu menolah, menatap Celo yang menatapnya penuh senyum.
"Kapan terakhir kali kau datang ke sini, Nau?" tanyanya.
Naura tersenyum dan mengingat. "Saat ulang tahunku yang kesepuluh." balasnya, kemudian kembali menatap kearah paviliun.
Naura masih mengingat kenangan indah itu walaupun sudah bertahun-tahun lamanya. Waktu pertama dan terakhir kalinya dia mengunjungi paviliun ini, tepatnya saat ulang tahunnya yang ke sepuluh tahun. Saat itu kedua orang tuanya dan Celo datang ke paviliun ini, kecuali kakaknya Maura yang saat itu tengah sibuk dengan kegiatannya sebagai model.
Paviliun keluarga Denova terletak di tengah perkebunan teh yang luas, dan dikelilingin oleh pengunungan tinggi sehingga memiliki udara yang begitu sejuk. Siang hari di tempat ini merupakan sesuatu yang sangat nyaman dinikmati untuk bermain, sedangkan saat malam hari sangat nyaman untuk berkumpul bersama keluarga dan mengadakan pesta kecil.
Tentunya Naura sudah memiliki rencana mengadakan pesta kecil di paviliun, lebih tepatnya rencana Ben untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi, tanpa diduga, ternyata kedua orang tuanya pun ada saat itu dan ikut merayakan ulang tahunnya. Naura pastinya sangat bahagia dengan kejutan itu, apalagi selama ini kedua orang tuanya jarang merayakan pesta ulang tahunnya karena harus menjaga perasaan kakaknya. Walaupun dia tahu jika kejutan itu dilakukan kedua orang tuanya secara diam-diam tanpa sepengetahuan Maura. Tapi setidaknya dia bisa memiliki kenangan indah itu meskipun hanya terjadi sekali seumur hidupnya.
Suara deru mesin sepeda motor membuat Naura dan Celo mengalihkan tatapannya kearah gerbang yang baru saja dimasuki oleh Kevin dan Kenzo. Tapi tak hanya Kevin dan Kenzo saja yang datang, sebuah mobil hitam besar pun masuk ke pekarangan paviliun dan berhenti tepat di samping mobil Celo.
"Sepertinya itu Juna." Ujar Celo, menjawab kebingungan Naura.
Naura mengangguk dan menatap mobil tersebut. Tak lama, pintu mobil tersebut terbuka dan seorang pria keluar dari dalamnya. Naura sangat mengenal pria tampan itu walaupun sudah lama mereka tidak bertemu. Mungkin terakhir saat pesta pertunangan Maura dan Celo beberapa tahun yang lalu.
"Naura, apa kabar?" Sapa pria itu seraya menghampirinya. "Kau sudah besar sekarang."
"Alhamdulillah aku baik-baik saja, kak Juna." Balas Naura sambil tersenyum. "Umurku sudah 19 tahun sekarang, jadi wajar jika aku membesar."
Juna tertawa kecil. "Waktu berjalan sangat cepat." Katanya. Lalu beralih pada Celo dan menyalaminya. "Aku mengenalnya dari dia bayi, dan sekarang sudah menjadi gadis secantik ini."
Celo ikut tertawa. "Itu artinya kau sudah tua, Juna."
"Ya, aku memang semakin tua." Balas Juna dan menghela napasnya. "Tapi tentu saja kau lebih tua dariku, kak."
Celo tersenyum miring. "Tapi aku masih terlihat muda, bahkan kau yang lebih muda dariku bisa terlihat seumuran denganku." balasnya, membuat Juna mendengus dan Naura terkekeh.
"Dan jangan lupa, aku masih lebih muda daripada asisten setiamu itu." tambahnya.
"Aku merasa kalian tengah membicarakanku." tiba-tiba seorang pria muncul dari balik mobil dan menghampiri mereka. Wajah pria itu masih tetap tampan di usianya yang sangat matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...